Amazon Web Services (AWS) mempermudah pemanfaatan teknologi-teknologi digital baru (emerging technology), seperti artificial intelligence (AI) dan machine learning dalam berbagai fitur di ekosistem berbasis cloud. Kemudahan itu diwujudkan dalam berbagai fitur berlandaskan customer experience yang dipakai dalam eksperimen inovasi.
Olivier Klein, Head of Emerging Technologies AWS Asia Pasifik, menjelaskan perubahan besar yang terjadi saat ini, terutama didorong oleh inovasi digital terbaru, seperti Go-Jek dan Grab.
"Dengan pemanfaatan teknologi secara tepat, hal itu bisa membuat model bisnis baru, melakukan penetrasi pasar, dan men-drive customer baru," katanya di Revenue Tower, Selasa (4/2/2020).
Baca Juga: Volkswagen Gandeng AWS Bikin Volkswagen Industrial Cloud
Menurut Olivier, teknologi baru (emerging) itu memungkinkan munculnya berbagai inovasi mutakhir, seperti kendaraan mandiri (autonomous vehicle), drone, voice assistants, chatbots, personalized experiences, dan fraud detection.
"Juga, inovasi terbaru seperti robotic fulfillment, computer assisted health diagnosis, intelligent manufacturing, augmented realities, biometric identities, genomics and personalized medication," lanjutnya.
Namun, lanjut dia, semua aplikasi yang dibangun masih berorientasi human centric. Dahulu, kita harus mengetik di komputer dan membuat bahasa pemograman untuk membangun aplikasi digital. Sekarang kita bisa berbicara dengan komputer untuk melahirkan inovasi digital terbaru.
"Hal itu mungkin karena semakin banyak data yang tersedia, komputer makin pintar, dan di atas itu ada artificial intelligence dan machine learning," katanya.
Dia mencontohkan kendaraan mandiri (autonomous vehicle) telah dikembangkan di China dengan berbasis ekosistem cloud dari AWS. Sekitar 10 tahun lalu, autonomous vehicle sangat rumit dan kompleks untuk diterapkan, tapi sekarang AWS dapat membuat computer vision model sebagai baseline dari autonomous vehicle.
Contoh lain, lanjut dia, Amazon Go sebagai salah satu gerai ritel tanpa pelayanan manusia. Hal itu dimungkinkan karena di atas gerai ritel tersebut dipasang berbagai macam kamera untuk diambil datanya dan dimasukkan dalam computer vision model. Dengan demikian, komputer dapat menganalisis dan memverifikasi pembelian secara real-time.
Menurut dia, ketika semua orang mulai fokus pada teknologi baru untuk menciptakan customer experience terbaru, hal ini akan kembali ke titik eksperimen inovasi. Kekuatan eksperimen telah menjadi mesin untuk mendorong pesatnya inovasi.
Baca Juga: AWS Pop-up Loft Hadir di Indonesia, Buka Peluang Startup Berinteraksi dengan Pakar AWS
"Misalnya di Amazon ada 50 juta code deployments pada 2014, itu berarti rata-rata 1,5 deployments per detik," ujarnya.
Dia juga menjelaskan, AWS telah membuat 4-5 fitur baru setiap hari agar mendukung kelincahan bisnis dan kecepatan yang dibutuhkan klien. "Kami ingin terus memberikan customer new capability, yang 90% di antaranya berdasarkan feedback customer," ucapnya.
Donnie Prakoso, Senior Technology Evangelist AWS Asean, menjelaskan, dengan berbagai kemudahan yang diberikan AWS, klien dapat fokus pada bisnis atau aplikasi yang dibangunnya, sementara infrastrukturnya ditangani secara profesional oleh AWS.
"Misalnya untuk serverless computing, AWS memungkinkan adanya automatic scaling, scale up sampai scale down secara otomatis. Membayar cost ketika ada proses, pay only for value," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: