Ahli Bilang Indonesia Kini Lagi Menabung Kanker Paru-Paru, Apa Maksudnya?
"Ini bahan-bahan yang sebenarnya tidak kita konsumsi dan kita hirup," tutur Aru.
Ironisnya, rokok masih dianggap sebagai salah satu kebutuhan bagi sebagian masyarakat. Hal ini dapat terlihat dari cukup besarnya biaya yang dikeluarkan oleh perokok untuk membeli rokok.
Berdasarkan sebuah studi pada 2005, dr Sita Laksmi Andarini PhD SpP(K) mengatakan, perokok bisa menghabiskan 11,5 persen dari seluruh penghasilannya untuk membeli rokok. Angka ini lebih besar bila dibandingkan dengan uang yang mereka keluarkan untuk membeli ikan, daging, telur dan susu, yaitu 11 persen.
Bahkan berdasarkan survei tersebut, perokok hanya menggunakan 3,2 persen dari seluruh penghasilannya untuk biaya pendidikan. Yang lebih ironis, uang yang mereka keluarkan untuk biaya kesehatan hanya 2,3 persen dari penghasilan.
Sita mengatakan, dampak dari kebiasaan merokok memang tidak akan langsung terlihat dalam waktu dekat. Tapi bukan berarti dampak dari kebiasaan merokok ini boleh diabaikan, karena konsekuensinya akan terlihat jelas dalam 20 tahun ke depan.
"Yang kita sekarang lihat ini (dampak kebiasaan merokok) dari tahun 2000," ujar Sita.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: