"Tapi kami belum melihat percepatan yang sama di provinsi di luar Hubei. Dan sama-sama kita tidak melihat percepatan di Hong Kong, Makau, pada orang Taiwan juga," sambungnya.
Sebelumnya, Amerika Serikat (AS) dan China berselisih mengenai masalah pengucilan Taiwan dari pertemuan WHO, termasuk Dewan Eksekutif yang sedang berlangsung, di mana ia diwakili oleh China, dengan Beijing menuduh Washington terlalu membesar-besarkan secara politik.
“Sulit untuk percaya hanya dua bulan yang lalu virus ini tidak diketahui oleh kami,” ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan.
Baca Juga: Corona Menyebar Cepat, Presiden China Kobarkan 'Perang Rakyat'
"Kami sudah belajar banyak tentang hal itu, kami tahu DNA-nya, kami tahu itu dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain, kami tahu bahwa mereka yang paling berisiko adalah orang tua dan mereka yang terkait dengan kondisi kesehatannya," ia menambahkan.
"Tetapi masih banyak yang harus dipelajari, termasuk sumber virus, tingkat keparahan dan kemampuan penyebarannya," Tedros memungkasi.
Sementara itu ahli epidemiologi WHO, Maria van Kerkhove mengatakan, virus menyebabkan spektrum penuh penyakit.
“Anda memiliki kasus-kasus ringan yang terlihat seperti flu biasa, yang memiliki beberapa gejala pernapasan - sakit tenggorokan, pilek, demam - semuanya melalui pneumonia. Dan bisa ada berbagai tingkat pneumomia, sepanjang kegagalan organ multipel dan kematian,” jelasnya, menyerukan studi lebih lanjut tentang kasus-kasus ringan dan seberapa mudah mereka dapat menyebarkan virus.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Shelma Rachmahyanti