Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jelaskan Wabah Corona, PM Singapura Gunakan Bahasa Melayu

Jelaskan Wabah Corona, PM Singapura Gunakan Bahasa Melayu Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong berbicara dalam sebuah konferensi pers di kantor Perdana Menteri di Putrajaya di luar Kuala Lumpur pada tanggal 7 April 2014. | Kredit Foto: Reuters/Samsul Said
Warta Ekonomi, Singapura -

Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong menggunakan bahasa Melayu saat menjelaskan kondisi terbaru wabah virus corona baru di negara tersebut. Dia meminta warga Singapura tetap tenang dan tidak panik dalam menghadapi ancaman wabah tersebut.

Pidato itu diunggah di saluran YouTube Kantor Perdana Menteri Singapura pada 8 Februari dan telah dilihat lebih dari 31.000 kali hingga berita ini dirilis.

"Saudara-saudari sekalian, kita telah menaikkan tahap DORSCON ke jingga. Ini kerana pemerintah Singapura mahu melindungi rakyat Singapura. Ancaman virus corona baru ini sedang pesat berkembang. Kita mesti berani segera bertindak dan dengan sewajarnya, termasuk mengambil langkah-langkah tegas," ungkap PM Lee.

Baca Juga: Wabah Corona, Kuwait dan Qatar Imbau Warganya Tak Datangi Singapura

Dia menambahkan, "Kita harus yakin bahwa bersama-sama kita boleh mengatasinya. Kita pernah menewaskan wabah SARS dahulu. Kini, kita lebih bersedia menangani virus baru ini. Setiap kita ada peranan. Ikuti nasihat Kementerian Kesihatan dan dapatkan maklumat terkini dari sumber yang sahih seperti MUIS dan khidmat WhatsApp Gov.sg."

Lee juga memberi sejumlah saran untuk warganya. "Jaga kebersihan diri sendiri, keluarga dan sekitaran kita, dan ambil langkah berjaga-jaga. Jika Anda tidak sihat, segeralah berjumpa doktor. Teruskan kehidupan Anda seperti biasa. Pemerintah akan melipatgandakan usaha untuk mengekang ancaman ini dengan sedaya upaya. Namun kita juga harus bersedia jika keadaan menjadi bertambah buruk," papar dia.

"Kita belum sampai ke tahap itu, dan mungkin ia tak akan berlaku. Namun cabaran sebenar ancaman ini ialah kesannya terhadap perpaduan sosial dan daya tahan psikologi kita. Sifat takut dan cemas adalah suatu yang semula jadi. Saya faham penyakit ini baru, dan kita semua mau melindungi diri sendiri dan orang-orang yang kita sayangi," ungkap dia.

"Tetapi, rasa cemas itu boleh menjadi lebih bahaya daripada virus itu sendiri. Jadi, jangan biarkan rasa cemas membuat kita panik atau mengambil tindakan yang memburukkan lagi keadaan," kata dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Shelma Rachmahyanti

Bagikan Artikel: