Presiden Joko Widodo berencana membangun terowongan bawah tanah dari Masjid Istiqlal ke Gereja Katedral, Jakarta Pusat, untuk mempermudah silaturahmi antarumat beragama. Meskipun demikian, ide ini juga tidak luput dari sasaran kritik. Ide terowongan tersebut hanya sebatas selebrasi toleransi simbolik, namun tak menyelesaikan akar persoalan kasus intoleransi di Indonesia.
Halili, aktivis dari Setara Institute menilai rencana ini hanya kemubaziran belaka.
"Saya khawatir imajinasi Presiden tentang toleransi, mentok di infrastruktur. Jakarta tidak butuh infrastruktur semacam itu untuk sekadar menunjukkan republik ini toleran," kata Halili dikutip dari Tirto.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: