Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mau Cuan? Ini Tips dari Perusahaan Investasi Milik Hary Tanoe

Mau Cuan? Ini Tips dari Perusahaan Investasi Milik Hary Tanoe Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Warta Ekonomi, Jakarta -

MNC Sekuritas menyatakan bahwa perkembangan pasar modal Indonesia tahun 2020 masih dihadapkan ketidakpastian global dan domestik. Penyebaran virus korona menimbulkan kekhawatiran yang berdampak pada perlambatan aktivitas ekonomi dunia. Selain itu, efek domino isu gagal bayar pada beberapa lembaga keuangan dan pasar modal Indonesia menjadi faktor dominan yang mendorong penurunan Indeks dan likuditas.

 

Head of Institutional Research MNC Sekuritas Thendra Crisnanda menuturkan, penurunan IHSG yang signifikan akhir-akhir ini dapat menjadi momentum bagi investor untuk kembali mengakumulasi saham-saham yang berfundamental baik dan menawarkan dividen menarik.

 

“Sektor konsumsi, perbankan, telekomunikasi dan pertambangan emas masih menjadi pilihan sektoral yang menarik di tahun 2020,”ujarnya, di Jakarta, Rabu (12/2/2020).  

 

Baca Juga: Kata Hary Tanoe Soal Virus Corona yang Gerogoti Pasar Modal

 

MNC Sekuritas pun merekomendasikan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRl), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Merdeka Cooper Gold Tbk (MDKA) dan PT Indotambang Megah Raya Tbk (lTMG).

 

Ia memperkirakan IHSG dapat bertumbuh secara moderat ke ievei 6.371 dengan tingkat probabilitas sebesar 45 persen hingga pertengahan tahun 2020. "Sementara skenario pesimistis IHSG pada level 5.601 apabiia belum ada kepastian atas penyelesaian isu domestik,“ jelas Thendra Crisnanda.

 

Baca Juga: MNC Sekuritas Gelar Investor Gathering 2020 Tangkis Domino Effect of Painball

 

Sementara itu, Head of Retail Research MNC Sekuritas Edwin Sebayang merekomendasikan para investor untuk melakukan pembelian secara bertahap "Sementara trader dapat menerapkan strategi swing trade 0,5 persen - 2 persen untuk mendapatkan keuntungan," kata Edwin Sebayang.

 

Di sisi lain, Head of Fixed Income MNC Sekuritas I Made Adi Saputra memperkirakan pasar obligasi di tahun 2020 masih akan memberikan imbal hasil positif kepada investor didukung ekspektasi suku bunga acuan Bank Sentral Amerika the Fed yang tidak berubah hingga akhir 2020, serta sinyal pertumbuhan ekonomi domestik yang cenderung melandai sehingga membuka peluang kembali turunnya suku bunga acuan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: