Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Panik Wabah Corona, Warga Singapura Timbun Bahan Makanan

Panik Wabah Corona, Warga Singapura Timbun Bahan Makanan Kredit Foto: Reuters/Thomas Peter
Warta Ekonomi, Singapura -

Kepanikan dilaporkan terjadi pada akhir pekan lalu di Singapura, terkait dengan penyebaran virus Corona jenis baru. Warga Singapura dilaporkan telah memborong bahan-bahan makanan dan sanitasi di pusat perbelanjaan di negara tersebut. Dengan menimbun bahan pangan, mereka dapat mengamankan diri di dalam apartemen atau rumah mereka masing-masing.

Apa yang memicu kegelisahan adalah Singapura meningkatkan tingkat kewaspadaan pandemi siaga dari kuning menjadi oranye pada Jumat pekan lalu. Peringatan oranye menunjukkan penyebaran virus sedang dibatasi dan peringatan yang sama digunakan pada 2009 untuk pandemi flu H1N1, serta SARS.

Baca Juga: Wabah Corona, Singapura: Tak Perlu Ada Larangan Bepergian ke Negara Kami

Menanggapi lonjakan pembelian, kepala eksekutif salah satu pusat perbelanjaan di Singapura, NTUC FairPrice, Seah Kian Peng mendesak agar masyarakat tetap tenang dan menekankan tidak perlu menimbun makanan. Namun, seorang warga Singapura, Tao Ming (48) bertekad untuk bersiap menghadapi yang terburuk. Dia mengaku sudah membeli dua lemari es tambahan dari toko barang bekas untuk mengawetkan stok makanan yang dibelinya.

"Saya melihat beberapa orang datang ke Singapura dan terinfeksi. Ini berarti sangat serius dan Anda tidak tahu siapa yang mendapatkannya. Saya khawatir itu akan menyebar lebih jauh, sehingga lebih baik untuk mempersiapkan terlebih dahulu, "katanya, seperti dilansir South China Morning Post pada Rabu (12/2/2020).

Tao kemudian mengatakan bahwa ia tidak terburu-buru membeli masker ketika wabah terjadi dan sekarang hanya memiliki 20 buah masker untuk keluarganya yang berjumlah lima orang.

Sementara Mal Hao (26), seorang mahasiswa di Singapura mengatakan, laporan infeksi baru setiap hari menambah suasana ketidakpastian. Menurut Hao, ia dan ibunya khawatir rantai pasokan makanan di Singapura yang bergantung pada impor dapat terganggu oleh penyebaran virus ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Shelma Rachmahyanti

Bagikan Artikel: