Empire of Hacker, Sebutan Baru China buat Tingkah Licik AS
China mengolok-olok Amerika Serikat (AS) sebagai reaksi atas terungkapnya operasi CIA mematai-matai ratusan negara dengan menggunakan perusahaan kriptografi Swiss, Crypto AG.
"Pemerintah AS telah melakukan pencurian siber berskala besar, terorganisir dan tidak pandang bulu, penyacapan dan pengawasan terhadap pemerintah asing, bisnis dan individu, sebuah fakta yang sudah diketahui semua orang, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (18/2/2020).
Baca Juga: Amerika Gencar Tuding Perusahaan Ini Jadi 'Mata-Mata' China, Eh Malah CIA yang Kena!
Geng pun kemudian mengingatkan bahwa aksi mata-mata ini, yang melanggar hukum internasional dan merusak kepercayaan antara AS dan negara-negara lain, telah dibuka kedoknya oleh whistleblower Edward Snowden dan oleh WikiLeaks.
Di antara hal-hal lain, orang Amerika telah mengumpulkan miliaran panggilan telepon di seluruh dunia setiap hari dan bahkan terungkap sedang memata-matai telepon Kanselir Jerman Angela Merkel.
Pejabat China itu menunjukkan bahwa Washington tidak pernah menjelaskan tentang kebocoran itu.
"Sekarang insiden Crypto AG menambahkan satu hal lagi bagi AS untuk diklarifikasi kepada dunia," tegas Geng.
Pekan lalu, Washington Post mengungkapkan bahwa AS telah menggunakan perusahaan enkripsi Swiss, Crypto AG, untuk memonitor komunikasi "aman" antara 120 negara sejak tahun 1970-an dan hingga 2000-an.
Perusahaan itu menjual perangkat "terenkripsi" kepada agen-agen pemerintah di seluruh dunia, tetapi secara diam-diam dimiliki oleh CIA dan intelijen Jerman Barat saat itu.
AS memuji operasi itu sebagai kudeta intelijen abad ini.
"Fakta telah membuktikan berkali-kali bahwa sebagai aktor spionase negara terbesar di ruang siber, AS layak atas nama 'Empire of Hackers'," cetus Geng.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: