Empire of Hacker, Sebutan Baru China buat Tingkah Licik AS
Geng mengatakan bahwa AS tidak memiliki kredibilitas dalam menuduh negara lain melakukan peretasan dan memata-matai.
"Tetapi ia terus bermain sebagai korban serangan siber, seperti pencuri yang menangis 'hentikan pencuri'!" sindir Geng.
"Ini kemunafikan pada masalah keamanan siber (yang) tidak bisa lebih jelas," tambahnya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China ini lantas mengecam dakwaan terhadap empat pejabat militer China pekan lalu atas pelanggaran Equifax pada tahun 2017, yang melihat data sekitar 150 juta warga AS yang dicuri kemudian dipasarkan secara online.
"China tidak ada hubungannya dengan pelanggaran itu," ia bersikeras.
Selama briefing singkat itu, Geng memberikan daftar tindakan agresif Washington yang menargetkan China di dunia maya, termasuk mengendalikan lebih dari tiga juta komputer China dan menanamkan Trojan Horse di lebih dari 3.600 situs web China setiap tahun.
Sementara itu, AS telah bekerja keras menekan negara-negara lain untuk tidak mengadopsi standar komunikasi nirkabel 5G yang disediakan oleh raksasa teknologi China, Huawei.
Tujuan itu bahkan menyatukan Partai Demokrat dan Partai Republik, ketika Pemimpin Demokrat DPR Nancy Pelosi naik panggung di Konferensi Keamanan Munich dan menggemakan retorika apokaliptik Donald Trump terhadap Huawei.
"Menggunakan teknologi China adalah bentuk agresi yang paling berbahaya yang akan membuat telekomunikasi nasional didominasi oleh pemerintah yang tidak berbagi nilai-nilai kita," Pelosi memperingatkan.
Komentar itu dengan cepat ditegur oleh Beijing sebagai kebohongan tidak berdasarkan fakta.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: