Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Astra Agro Lestari Menuju Perusahaan Sawit Kelas Dunia

Astra Agro Lestari Menuju Perusahaan Sawit Kelas Dunia Kredit Foto: Boyke P. Siregar
Warta Ekonomi, Bogor -

PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) siap melakukan sejumlah langkah modernisasi dan mekanisasi yang berujung pada efisiensi dan produktivitas perkebunan sawit. Strategi ini sejalan dengan ambisi sang Chief Executive Officer (CEO), Santosa, yang ingin membawa AALI menjadi perusahaan sawit kelas dunia.

Di matanya bukanlah hal mustahil untuk mewujudkan mimpi tersebut. Lulusan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ini pun sudah memikirkan banyak rencana dan langkah yang akan diambil. Lalu seperti apa strateginya. Berikut petikan wawancara dengan Warta Ekonomi saat dijumpai dalam Talk To The CEO di Bogor, Selasa (18/2/2020).

Baca Juga: Astra Agro Usung Inovasi Teknologi Digital

Bagaimana pandangan Anda terkait kinerja industri sawit tahun lalu?

Sepanjang saya mengenal industri ini dari 2007 sampai saat ini, tahun 2019 itu tahun terburuk dalam konteks kinerja industri sawit. Karena harga begitu jatuhnya. Bahkan, menurut saya tahun lalu mungkin terendah sepanjang lebih dari 15 tahun.

Lalu perkembangan bisnis Astra Agro Lestari sejauh ini?

Astra Agro dalam 10 tahun terakhir kita fokus di pengembangan teknologi. Jadi, Astra Agro mengalami tiga fase. Fase pertama kita mengejar tanam baru. Oleh karena itu fokus kami ada ditanam baru. Fase kedua membangun infrastruktur sehingga produktivitasnya meningkat. Begitu infrastruktur rapi, kami memasuki era peningkatan produktivitas. Oleh karena itu, kita mulai set up riset center di awal 2008. Ujungnya mudah-mudahan dalam satu dua tahun ke depan kita bisa menghasilkan bibit baru.

Apa misi Anda terhadap perusahaan ini?

Astra Agro Lestari harus memasuki teknologi digital. Teknologi digitial ini akan membantu kita melakukan kontrol dengan baik dan kondisi operasional bisa jauh lebih efisien. Kami di Astra Agro mencanangkan menjadi salah satu perusahaan perkebunan yang terdepan atau menjadi world class plantatin operation.

Menjadi pemain kelas dunia? Apakah target ini realisitis?

Menurut saya, world class untuk kelapa sawit gak susah dan menurut saya bisa dicapai. Karena industri kelapa sawit cuma ada di Malaysia dan Indonesia. Jadi sesuatu yang seharusnya dapat dicapai menjadi perusahaan kelas dunia di industri kelapa sawit.

Lalu bagaimana mencapai target itu?

Tiga tahun terakhir kami mengembangkan berbagai tools dan semuanya inhouse development. Pertama di proses panen di mana seluruh proses panen kita di seluruh Indonesia sudah menggunakan teknologi. Selanjutnya, tahun lalu kami sudah membuat aplikasi yang memanfaatkan teknologi GPS dan kamera sehingga hasil kualitas pekerja jadi optimal. Terakhir, untuk transportasi kami akan juga akan menerapkan teknologi di situ.

Jangka pendek Astra Agro?

Dalan jangka pendek, kami harus mengakitifkan kemitraan karena suka tidak suka dalam jangka panjang ini kelapa sawit ini tidak hanya untuk Astra Agro, tetapi juga untuk negara. Kelapa sawit merupakan salah satu industri strategis yang dimiliki Indonesia. Zaman dulu Indonesia jago di karet, tembakau, cengkeh. Hari ini semua itu tidak ada. Jadi hari ini dari sisi komoditas tinggal kelapa sawit dan batu bara.

Apa tujuan dari kemitraan ini?

Kemitraan ini menjadi salah satu kerja sama sehingga industrinya tetap sehat dan kucuran ekonominya tidak berpusat di industri besar. Astra Agro harus mempersiapkan diri untuk jadi perusahaan yang paling inovatif memanfaatkan teknologi.

Bagaimana dukungan pemerintah terhadap kelangsungan industri sawit?

Kita berterima kasih terhadap komitmen dari pemerintah. Periode pertama Pak Jokowi benar-benar, menurut saya, yang terbaik yang pernah kita rasakan. Dengan adanya program B20 itu cukup membantu kemudian pada saat B30 ini benar-benar menjadi kunci terutama kami tidak menyangka adanya serangan corona.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: