Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bisnis Perjalanan dan Pariwisata Lampaui Pertumbuhan Ekonomi Global

Bisnis Perjalanan dan Pariwisata Lampaui Pertumbuhan Ekonomi Global Kredit Foto: APJ TIBCO
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sejak 2011, perekonomian dunia telah terjebak dalam periode pertumbuhan yang lambat. Namun, dalam perlambatan ini, pertumbuhan di sektor perjalanan dan pariwisata telah melampaui ekonomi global selama beberapa tahun. 

Demikian diungkapkan Erich Gerber, Senior Vice President, EMEA dan APJ TIBCO. Dalam tulisannya berjudul "Memberi Keunggulan Analitik Data Pada Resor Terpadu", Erich mengungkap, Dewan Perjalanan dan Pariwisata Dunia (WTTC) memperkirakan pertumbuhan di sektor perjalanan dan pariwisata akan terus berlanjut.

Baca Juga: Dorong Pertumbuhan Bisnis di Asia, TIBCO Tunjuk Nick Lim

Perjalanan dan pariwisata di seluruh dunia diperkirakan menyumbang US$ 13 miliar kepada PDB di tahun 2029 atau 11,5% dari total PDB. Kontribusi langsung sektor perjalanan dan pariwisata Indonesia (Indonesia's travel and tourism sector to GDP) terhadap PDB pada tahun 2018 adalah Rp890.428 miliar atau 6% dari PDB. Hal itu menempatkan Indonesia di posisi terbesar ketiga di Asia Tenggara setelah Thailand dan Filipina untuk ekonomi perjalanan dan pariwisata. 

"Ini mewakili kegiatan ekonomi yang dihasilkan oleh industri seperti hotel, agen perjalanan, maskapai penerbangan, serta layanan transportasi penumpang lainnya, juga industri restoran dan rekreasi yang didukung langsung oleh wisatawan," tulis Erich. 

Untuk mempertahankan lintasan pertumbuhan sektor tersebut, para pemimpin industri harus senantiasa selaras dengan perubahan harapan dan perilaku pelanggan. Mereka perlu terus-menerus menciptakan atraksi baru yang inovatif yang menarik bagi beragam preferensi konsumen. Pada saat yang sama, di pasar yang sangat kompetitif ini, tekanan pada laba adalah konstan. 

Di pasar yang sangat kompetitif, lanjut Erich, teknologi merupakan kunci keberhasilan yang berkelanjutan. Seperti di semua industri, teknologi mendorong inovasi di industri perhotelan. Bagi para pemimpin di sektor pariwisata dan perjalanan, sangat penting untuk meningkatkan pengalaman pelanggan (improve the customer experience) melalui segmentasi dan personalisasi. 

"Model 'satu ukuran untuk semua' tidak lagi berlaku dalam perjalanan modern. Efeknya pada waktu luang, keramahan, dan perjalanan dirasakan di mana-mana. Para wisatawan mengharapkan lebih banyak hal personalisasi, pilihan, dan responsivitas," jelas Erich. 

"Cawan Suci" analitik data besar dalam industri perjalanan adalah kemampuan untuk mempersonalisasi pengalaman setiap pelancong. Deloitte mencatat bahwa berkat teknologi, industri perjalanan menuju negara, di mana hubungan antara pelanggan dan merek menjadi benar-benar realtime dan relevan. Itu merupakan manifestasi dari interaksi merek, di dunia fisik atau digital, yang menunjukkan keinginan bisnis untuk melangkah lebih jauh dan lebih jauh lagi untuk memberi pelanggan mereka pengalaman dan layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi masing-masing individu.

"Pada intinya, perjalanan masih merupakan pengalaman interpersonal. At its heart, travel is still very much an interpersonal experience. Namun, untuk merek perjalanan hari ini dan kelak, teknologi berpengaruh dalam membantu mereka menghasilkan pengalaman yang tinggi dan otentik tanpa kehilangan koneksi antarmanusia," tutup Erich.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: