Kaspersky menyebut angka serangan siber di Indonesia sudah menurun pada 2018 hingga 2019. Territory Channel Manager SEA Kaspersky Indonesia Dony Koesmandarin mengatakan ada penurunan di 2018 dibandingkan tahun lalu, meski tidak menyebut berapa angkanya.
Menurutnya, menurunnya angka serangan siber disebabkan oleh meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap keamanan siber.
"2018-2019 sudah menunjukkan kenaikan awarness, berharap sih 2020 awarness-nya bertambah, tapi untuk awam atau umum agak susah dia membedakan benar atau engganya, kalah sama rasa keponya, jadi masyrakat awam harus lebih teliti dan spesifik," katanya.
Baca Juga: Wajib Tahu! Ini Cara Peretas Manfaatkan Momen Spesial saat Jalankan Aksi Kejahatan Siber
Dilansir dari laman resmi Kaspersky, Indonesia masih menjadi negara dengan urutan ke-9 yang paling banyak mendapat serangan siber. Dari segi serangan spam, Indonesia menduduki urutan ke-16 dengan sumbangan kepada serangan siber secara global mencapai 1 persen dari total serangan.
Dony juga menyebut serangan tahun ini kemungkinan akan ganas, hanya saja jenis serangan sibernya akan berbeda dari sebelumnya.
"Berdasarkan tren, saya yakin akan tetep ada, tapi hanya caranya saja yang beda," katanya.
Serangan siber juga menyasar pengguna melalui momentum tertentu, di mana warganet mulai mencari informasi secara masif mengenai hal tertentu.
Baca Juga: Bocor! Samsung Tak Sengaja Bocorkan Data Pengguna, di Negeri Ratu Elizabeth Pula
"Apa pun kegiatan nasional atau internasional akan menjadi point interest bagi cybercrime untuk membuat something, tujuannya juga masing-masing, iseng, famous, financial number. Intinya setiap event, momen itu dipakai untuk membuat satu poin, menyebarkan Malware karena kan saat itu keingintahuan user kencang, jadi mereka enggak berpikir dua-tiga kali, langsung klik aja," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: