Kekhawatiran global terhadap wabah virus corona kembali meningkat. Terlebih lagi, saat ini penyebaran virus corona jenis baru, yakni SARS-CoV-2 tercatat telah menginfeksi ribuan orang di 34 negara selain China. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan RI memperingatkan Indonesia untuk bersiap menghadapi serangan wabah virus corona gelombang kedua.
"(Indonesia) Bersiap hadapi second wave (gelombang kedua) karena gelombang pertama pada Januari di Wuhan," ujar Staff Khusus Menteri Kesehatan Bidang Pembangunan dan Pembiayaan Kesehatan, dr. Alexander K. Ginting, Jakarta, Rabu (26/02/2020).
Baca Juga: Bagai Langit dan Bumi, Nasib Dolar AS vs Rupiah Jomplang Parah!
Peringatan tersebut sontak meruntuhkan kepercayaan diri pelaku pasar dalam mengambil keputusan investasi. Alhasil, aset berisiko berbasis mata uang pun kembali terkena tekanan jual, termasuk dolar AS dan rupiah.
Baru sehari pulih dari tekanan jual dan menjadi mata uang terbaik di dunia, dolar AS harus kembali ambruk di zona merah dan tertekan oleh mayoritas mata uang global, seperti dolar Australia, euro, poundsterling, dolar New Zealand, dan franc. Mata uang Paman Sam itu juga keok di hadapan sebagian mata uang Asia, yakni dolar Taiwan, baht, dolar Singapura, dan yuan. Hanya won, dolar Hong Kong, dan rupiah yang pagi ini takluk terhadap dolar AS.
Baca Juga: Emas Global Gak Ada Matinya, Cetak Rekor Terus!
Tak kalah nelangsa dari dolar AS, pergerakan rupiah ambyar pada perdagangan spot, Kamis (27/02/2020). Sejak pembukaan pasar, rupiah sudah terkoreksi -0,04% ke level Rp13.930 per dolar AS. Koreksi tersebut terus bertambah dalam menjadi -0,19% ke level Rp13.960 per dolar AS, terhitung hingga pukul 09.55 WIB.
Sang Garuda juga tengah tertekan di hadapan dolar Australia (-0,34%), poundsterling (-0,37%), dan euro (-0,47%). Beban rupiah semakin berat karena hampir semua mata uang Asia ikut menekan, seperti dolar Taiwan (-0,44%), yen (-0,40%), yuan (-0,30%), ringgit (-0,37%), baht (-0,32%), dolar Singapura (-0,22%), dan dolar Hong Kong (-0,17%).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: