Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Habis PHK Ribuan Karyawan, Hotel Melati Online Malah Mau Gelontorkan Uang Lagi Buat . . .

Habis PHK Ribuan Karyawan, Hotel Melati Online Malah Mau Gelontorkan Uang Lagi Buat . .   . Kredit Foto: OYO Hotels
Warta Ekonomi, Surakarta -

Oyo membeberkan rencana ekspansi besar ke Amerika Serikat (AS) ketika Presiden Donald Trump mengunjungi India pada awal pekan ini. Padahal, belum lama ini perusahaan baru saja memecat ribuan karyawannya di sejumlah negara.

CEO Oyo, Ritesh Agarwal mengatakan, perusahaan rintisannya telah menggelontorkan US$300 juta guna melebarkan sayap le AS pada tahun lalu. Lebih lanjut, jumlah investasi akan ditambah senilai US$2 miliar.

"Dalam delapan bulan terakhir, kami telah membuka satu hotel di AS per harinya. Kini, kami mengelola lebih dari 330 hotel," katanya, dilansir dari KrAsia, Jumat (28/2/2020).

Baca Juga: Gelombang PHK Serang Startup Dukungan SoftBank, Pengamat Industri Bongkar Sebabnya!

Oyo memasuki pasar AS pada Februari 2019 dan telah berinvestasi ratusan juta di sana. Perusahaan mengklaim menyediakan ribuan pekerjaan ke Negeri Paman Sam.

Agarwal berujar, "kami menyediakan 2 ribu-3 ribu pekerjaan ke AS."

Secara global, perusahaan yang didukung SoftBank tersebut sudah hadir di lebih dari 80 kota dengan 40.000 properti dalam portofolionya. India tetap menjadi pasar terbesar untuk startup berbasis Gurugram dengan sekitar 10.000 properti itu.

Kepada Trump, Agarwal berujar, "Oyo menandatangani perjanjian dengan Ivanka Trump yang akan membawa ratusan ribu pekerjaan kepada masyarakat Texas, Louisiana, Dakota Selatan, dan sebagainya."

Sayang beribu sayang, langkah itu diambil saat Oyo tengah merestrukturisasi dan menyelaraskan bisnis globalnya demi fokus pada profit. Bulan lalu, Oyo memecat sekitat 360 karyawan di AS, hanya beberapa pekan pasca-PHK ribuan karyawan India dan China.

Melalui surat elektronik ke tim Amerika, COO Oyo, Abhinav Sinha mengatakan, "fase baru perusahaan akan menjadi pertumbuhan berkelanjutan dan profit, guna mendorong perusahaan ke tingkat berikutnya."

Oyo, yang menjadi dekakorn pada Juli 2019, baru-baru ini mencatat kerugian tahunan US$335 juta untuk tahun fiskal 2018-2019, meningkat enam kali dibandingkan rugi bersih US$52 juta pada 2017-2018.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: