Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dihajar Corona, Ekonomi RI Kuartal I 2020 Diperkirakan Cuma Tumbuh Segini...

Dihajar Corona, Ekonomi RI Kuartal I 2020 Diperkirakan Cuma Tumbuh Segini... Kredit Foto: Eye of Science
Warta Ekonomi, Bandung -

Ekonom PermataBank Josua Pardede memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I 2020 akan berada di bawah 5 persen. Hal ini lantaran sektor pariwisata, perdagangan dan investasi Indonesia terkena dampak penyebaran Covid-19 atau virus Corona.

"Kalau kita lihat kondisi global khususnya covid-19 masih sangat berpengaruh karena aktivitas manufaktur bukannya cuma di Tiongkok tapi global cenderung menurun. Sehingga tentunya akan mengganggu kinerja ekspor, yang kedua dr sisi investasi juga tidak seoptimal sebelumnya," ujar Josua di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (29/2/2020).

Baca Juga: Kurangi Dampak Virus Corona, Wishnutama Diskon Tiket Pesawat Hingga 50%

Dengan kondisi tersebut, Josua memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2020 akan berada di bawah 5 persen, atau tidak jauh beda dengan pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2019. Adapun pada kuartal IV 2019 ekonomi Indonesia hanya mampu tumbuh 4,97 persen.

"Dengan faktor covid-19 ini kami mlihat di kuartal I 2020 masih berpotensi dibawah 5 persen. Tapi masih dikisaran 4,9-5,0 persen, mungkin sedikit dibawah 5 persen," ungkap Josua.

Josua berharap, dampak dari penyebaran Covid-19 sudah mereda di kuartal I 2020, sehingga pemerintah bisa menggenjot ekonomi di kuartal selanjutnya sampai ke kuartal IV 2020. Dengan kondisi ini, Josua meyakini ekonomi Indonesia secara full year masih bisa tumbuh di kisaran 5 persen.

Namun, bila ternyata dampaknya berkepanjangan sampai ke kuartal II 2020, Josua menilai ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2020 tidak akan mampu menyentuh level 5 persen.

"Tapi kalau covid-19 terus berkepanjangan di kuartal II 2020 masih berlanjut, saya pikir untuk full year sedikit dibawah 5%. itu mnjadi suatu yang perlu diperhatikan," tandasnya.

Dia berharap untuk dapat menjaga momentum pertumbuhan ekonomi 5 persen di 2020, regulator baik dari sisi fiskal maupun moneter dapat membuka keran insentif lebih besar lagi. Dengan demikian, konsumsi yang menjadi penopang pertumbuhan ekonomi dapat terus terjaga baik.

"Karena konsumsi masyarakat itu 55% porsinya dari ekonomi kita. Seandainya itu tetap bisa dijaga dengan baik itu bisa tetap membuat ekonomi kita khususnya konsumsi cukup baik dan menopang pertumbuhan ekonomi kita di 2020," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: