Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Turki Bilang Terpaksa Lakukan Serangan Langsung buat Hentikan Konflik dan Perang di Suriah

Turki Bilang Terpaksa Lakukan Serangan Langsung buat Hentikan Konflik dan Perang di Suriah Kredit Foto: Foto: Reuters.
Warta Ekonomi, Istanbul -

Ketegangan di Suriah kian meningkat setelah Turki melancarkan serangan dalam skala besar di Provinsi Idlib dan sekitarnya, kemarin. Aksi militer itu berpotensi menimbulkan perang terbuka antarkedua negara.

Turki tidak lagi mampu menahan diri setelah arus imigran terus membanjiri Turki. Situasi di Suriah, terutama Idlib, tidak membaik dalam sembilan tahun terakhir.

Baca Juga: Roket Hancurkan Mobil Tempur Turki di Perbatasan Iran dan Tewaskan 1 Orang

Selain itu, sedikitnya 36 tentara Turki tewas dan lebih dari 30 lainnya luka-luka akibat serangan udara serta artileri yang dilancarkan Suriah dan Rusia tiga hari lalu.

Turki sebelumnya tidak pernah melakukan serangan terang-terangan. Menteri Pertahanan (Menhan) Turki, Hulusi Akar, mengatakan pihaknya terpaksa melakukan intervensi militer setelah pasukan Turki diserang secara langsung. Dia berharap pasukannya bisa mengakhiri dan menghentikan perang di Suriah.

“Semua upaya kami tempuh untuk memastikan Suriah menghormati kesepakatan gencatan senjata, juga untuk mencegah imigrasi dari Suriah menuju Turki dan menghentikan pertumpahan darah,” ujar Akar dikutip The New York Times.

“Kami berharap operasi ini dapat membawa perdamaian dan stabilitas di Suriah,” ujarnya.

Akar mengatakan, penebalan pasukan militer Turki di Idlib tidak dimaksudkan untuk unjuk kekuatan di hadapan Rusia yang mendukung pemerintahan Presiden Suriah Bashar Al-Asad.

Namun, dia mendesak Rusia bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan puluhan tentara Turki beberapa hari lalu.

“Kami tidak bermaksud berperang dengan Rusia. Satu-satunya tujuan kami di sana ialah menghentikan pembantaian oleh rezim Suriah,” kata Akar.

“Terus terang saja, kami tidak dapat menerima pernyataan seperti ‘Kami tidak bertanggung jawab atas serangan pemerintah Suriah’ dari negara penjamin seperti Rusia,” katanya.

Dengan situasi yang meruncing, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berencana menemui Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow pada 5 Februari nanti.

Sejumlah pejabat Rusia sempat memperingatkan dan mengancam bahwa tentara Turki, terutama pesawat tempur, tidak akan lagi ditoleransi berada di Suriah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: