Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Turki Bilang Terpaksa Lakukan Serangan Langsung buat Hentikan Konflik dan Perang di Suriah

Turki Bilang Terpaksa Lakukan Serangan Langsung buat Hentikan Konflik dan Perang di Suriah Kredit Foto: Foto: Reuters.

Turki mempertebal pasukan di Suriah Utara setelah konvoi tentara Suriah mendekati tujuan mereka untuk merebut kembali wilayah yang dikuasai kelompok separatis di Idlib.

Potensi benturan militer itu menyebabkan hampir satu juta penduduk lokal mengungsi ke wilayah perbatasan dan membuat mereka putus asa.

Bulan lalu, Turki telah mengerahkan sekitar 7.000 tentara menuju Idlib sesuai dengan perjanjian deeskalasi dengan Rusia pada 2018.

Bala bantuan tersebut juga dimaksudkan untuk melindungi dan mendukung kelompok separatis yang dengan cepat kehilangan wilayah setelah diserbu pasukan Bashar al-Assad.

Sejak saat itu Turki sering terlibat langsung di garis depan hingga menembak jatuh dua helikopter Suriah dan menjadi ujung tombak kemenangan kelompok separatis di Saraqib.

Kemarin, Turki juga kembali melancarkan serangan balasan terhadap pasukan Suriah di dalam dan sekitar Idlib, bahkan hingga ke Aleppo.

Turki meminta dukungan negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk menggagalkan serangan Suriah dan Rusia di Idlib.

Namun, NATO tidak ingin terlibat dalam Perang Suriah dan hanya membantu Turki melalui pembagian informasi intelijen yang dikumpulkan melalui pengawasan citra satelit.

Turki merasa terpukul di Suriah pada pekan lalu. Saat itu, pasukan Turki disebut melalui malam paling mengerikan selama memasuki medan tempur di Suriah.

Pemerhati militer, Metin Gurcan, mengatakan satu batalion infanteri Turki diteror di antara Kota Balyoun dan Al Bara oleh pesawat tempur Suriah dan Rusia.

Pasukan Turki dihantam sangat keras. Sebagian besar dari mereka melarikan diri dan berlindung di balik gedung. Namun, pesawat tempur Rusia menjatuhkan bom penghancur bungker dan mengubur pasukan Turki.

Menurut para ahli yang mengutip sumber lokal, jumlah korban tewas lebih dari 36 orang dan mungkin sekitar 100.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: