Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Buatan Lokal, MECHASHOCK Bidik Pasar Jepang

Buatan Lokal, MECHASHOCK Bidik Pasar Jepang Kredit Foto: MECHASHOCK
Warta Ekonomi, Jakarta -

Salah satu kreator yang berusaha menembus barikade kompetisi adalah Mechashock. Original IP (intellectual property) yang digagas oleh Yudi Tukiaty bersama teman-temannya ini menawarkan sentuhan Jepang yang kental lewat debut komiknya bertajuk The Bloody Whiskey. 

Karyanya ini pun ditujukan untuk pembaca berusia 18 tahun ke atas, Mechashock: The Bloody Whiskey memulai ceritanya dengan sebuah pertempuran epik antara Shige Tanaka dengan para mafia yang tengah melakukan transaksi biochemical ilegal di sebuah klub. Dengan latar waktu Los Angeles di 2097 yang penuh kekacauan, sang hero yang diutus sebuah PMC (Private Military Contractor) untuk mengusut dan menumpas para penjahat.  

Namun, meski tidak banyak tukar narasi, seri perdana ini memperlihatkan bagaimana dunia Mechashock yang penuh kekejaman. Tentu saja, seri selanjutnya juga banyak melibatkan drama dengan twist dan plot menarik.

Berbeda dengan kebanyakan kreator anime pada umumnya, Mechashock menempatkan dunia Cyberpunk ala Akira sebagai tema utama dari storyline yang ditawarkan. Helatan Tokyo Olimpiade dan perilisan game Cyberpunk 2077 menjadi momen yang coba dimanfaatkan untuk merilis Mechashock.

Baca Juga: Ingin Koleksi Uang Era 1947-1949? Buku Ini Layak Dibeli

Baca Juga: Megawati Bukan Sindir Presiden Jokowi-Gibran, Tapi...

"Mechashock coba menggambarkan betapa rumitnya dunia di ambang kehancuran, di mana manusia dan mesin saling berseteru. Bukan tanpa alasan menghadirkan dunia Cyberpunk. Karena, target kami tidak hanya lokal, tetap juga coba menjamah pasar internasional," katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (3/3/2020).

Lanjutnya, Mechashock juga siap memanjakan para pecinta anime dengan action figure Chronos Fox Gear 1 dengan skala 1:6. Selain action figure, Mechashock juga merilis berbagai barang koleksi lainnya, seperti sepatu lari yang bekerjasama dengan 910 Sportswear yang mengadopsi warna dari Chronos Fox Gear 1 dan beberapa t-shirt dengan desain menarik. 

Mechashock sendiri bukan proyek yang mudah bagi Yudi. Butuh tiga tahun lebih untuk mematangkan dan menggarap materi dari konsep penuh idealisme ini, yang terlahir dari mimpinya. "Saya ingin menciptakan sebuah dunia yang suatu hari nanti bisa popular. Sulit memang untuk memulai dari nol karena butuh adaptasi dan pembelajaran. Tapi, kami di Mechashock terus berusaha agar dikenal banyak orang," tambah Yudi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: