Dunia tengah diguncang oleh wabah virus corona pada awal tahun ini. Meski begitu, PT Pefindo Biro Kredit (PBK) memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan tahun ini akan melompat 10% atau masih berada dalam rentang sasaran Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di level 10-12 persen.
Direktur Utama Pefindo Biro Kredit, Yohanes Arts Abimanyu, data di 2019 menunjukkan bahwa perilaku masyarakat dalam membayar kredit semakin membaik, tercermin dari penurunan risk grade debitur berisiko tinggi menjadi 12,19 persen dari 12,38 persen.
Baca Juga: BI Pangkas Proyeksi Kredit jadi 9-11%, Ini Alasannya
“Untuk risk grade debitur yang berisiko sangat tinggi juga menurun menjadi 29,15 persen di 2019 dari 29,62 persen pada 2018. Sehingga, kami optimistis pertumbuhan kredit di 2020 bisa mencapai 10 persen," kata Yohanes di Jakarta, Rabu (4/3/2020).
Menurutnya, perubahan risk grade debitur mencakup bank umum, Bank Pembangunan Daerah (BPD), Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan perusahaan pembiayaan. "Perilaku membayar kredit masyarakat Indonesia mengalami penurunan atau pergeseran. Ini berarti positif. Perilaku membayar semakin baik dan displin,” ucapnya.
Baca Juga: Triwulan I 2020, Kredit Diperkirakan Tumbuh Melandai
Ia mengungkapkan jika perubahan risk grade debitur tersebut sejalan dengan kesadaran masyarakat terhadap risiko penundaan pembayaran kredit. "Kami melihat ada kemauan dari masyarakat untuk membayar kredit. Hal ini menjadi komponen utama bagi kami untuk membuat credit scoring," ujar Yohanes.
Untuk itu, hingga akhir tahun ini anggota Pefindo Biro Kredit bisa mencapai 334 perusahaan dari jumlah per akhir Januari 2020 sebanyak 261 perusahaan yang terdiri atas lembaga keuangan dan non-lembaga keuangan. "Saat ini anggota dari sekuritas sebanyak delapan perusahan dan diharapkan menjadi sembilan sekuritas," imbuhnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: