Fenomena panic buying muncul di tengah masuknya virus corona atau Covid-19 di Indonesia. Hal itu dinilai sebagai tindakan yang berlebihan dan bisa membuat keadaan semakin panik.
Sandiaga Salahuddin Uno mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak gegabah untuk melakukan panic buying dalam menghadapi isu virus corona.
"Komunikasi pemerintah harus transparan, membangun kepercayaan publik agar tak terjadi panic buying. Hentikan lontaran komunikasi berupa komentar dan denial," kata Sandiaga dalam acara diskusi, Jakarta, Sabtu (7/3/2020).
Baca Juga: Dipinang Jadi Ketum Gerindra, Jawaban Sandiaga Dahsyat: Prabowo Sibuk Jadi Menteri, Tunggu. . . .
Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) periode 2015-2018 itu menyebut, agar tak terjadi panic buying, seluruh instansi pemerintah juga harus solid dan kompak.
"Pemerintah juga harus menunjukan kekompakan di semua lini, jangan ada mixed message apalagi persaingan perebutan panggung we are all being tested, bersatu, bersinergi untuk keselamatan rakyat," ujar Sandi.
Menurut Sandi, menyikapi hal ini, harus ada paket kebijakan ekonomi antivirus dengan tujuan memberikan stimulasi untuk menggerakan roda ekonomi.
Baca Juga: Corona Paksa Arab Saudi Stop Layanan Ibadah, Apa Kabar Industri Perjalanan Umrah di Seluruh Dunia?
"Kalau perlu seperti di Hong Kong, direct targeted transfer ekonomi REBOOTED lewat konsumsi dan peran UMKM kebijakan pajak yang lebih berorientasi menggairahkan investasi," tutur Sandi.
Panic buying adalah tindakan membeli sejumlah besar produk yang tidak biasa untuk mengantisipasi atau setelah bencana atau bencana yang dirasakan atau mengantisipasi kenaikan harga.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: