Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Beda! Pemda Malang Malah Buat Kampanye Lawan Corona: Waspada Boleh, tapi Jangan Panik

Beda! Pemda Malang Malah Buat Kampanye Lawan Corona: Waspada Boleh, tapi Jangan Panik Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sejumlah daerah mulai menerapkan aturan pembatasan aktivitas warganya menyusul wabah virus corona covid-19 di dalam negeri. Salah satu kegiatan mengundang massa yang sudah dilarang dilakukan di sejumlah daerah adalah Car Free Day (CFD).

Kebijakan berbeda diambil Pemerintah Kota Malang. Wali Kota Malang, Sutiaji tidak membatasi aktivitas warganya di luar rumah. CFD yang biasanya di adakan di Jalan Ijen tetap diperbolehkan seperti biasa. Justru ajang CFD bakal digunakan untuk kampanye edukasi melawan Covid-19.

Baca Juga: Selain Hentikan Car Free Day, Ini Langkah yang Dilakukan Sumbar untuk Cegah Penyebaran Corona

"Sekolah tetap kami laksanakan seperti biasa. Car Free Day juga kami izinkan. Malah kegiatan itu bisa jadi bahan kampanye untuk antisipasi corona di masyarakat. Waspada boleh, tapi jangan kita panik berlebihan," kata Sutiaji belum lama ini.

Sutiaji mengatakan, tidak hanya CFD yang digelar sepekan sekali. Kegiatan belajar mengajar di semua jenjang pendidikan tetap berjalan seperti biasa. Tidak ada libur sekolah, mulai dari jenjang Playgroup, Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, hingga Perguruan Tinggi.

"Giat pendidikan semua berjalan seperti biasa, normal. Aktivitas perkantoran dan usaha, pasar semuanya normal. Jadi masyarakat tidak perlu resah dan panik. Serta saya pesankan kepada penggiat sosial media atau pun masyarakat untuk tidak membagi informasi yang tidak jelas kepastiannya. Cerna dan ambil informasi yang resmi dari lembaga resmi," ujar Sutiaji.

Sutiaji mengatakan, hingga saat ini Kota Malang dan sekitarnya dinyatakan masih belum terindikasi daerah terjangkit Covid-19. Sehingga Pemkot Malang tidak perlu mengambil langkah lockdown. Karena justru dikhawatirkan berdampak pada ekonomi masyarakat.

"Sungguh tidak bisa kami bayangkan, jika semua daerah mengambil kebijakan untuk melarang kegiatan massal, terlebih melakukan lockdown, maka negara ini bisa lumpuh dan mengalami status quo. Budaya hidup bersih dan sehat harus terus kita tanamkan agar daya tahan tubuh kita tetap terjaga sehingga tubuh kita tidak rentan terjangkit virus," tutur Sutiaji.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: