Dosen Universitas Indonesia, Ade Armando menyoroti langkah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mengaku sengaja memberikan warga efek kejut di tengah wabah virus corona atau Covid 19.
Hal tersebut dikatakan terkait pembatasan operasional TransJakarta dan transportasi umum lainnya, yang membuat warga mengantre panjang.
Baca Juga: Pemerintah Prioritaskan Kota Bang Anies Dalam Penanganan Virus Corona
Baca Juga: Ya Gusti, Hampir 60 Persen Pasien Positif ada di Wilayah Mas Anies
Namun, menurutnya, kebijakan tersebut mencerminkan perilaku jahat. "Ia ingin masyarakat terkejut dan menyadari bahwa kondisi itulah adalah keadaan mereka ketika menghadapi virus corona. Ini sepenuhnya jahat. Anies dengan sengaja membuat orang terjebak dalam penderitaan selama berjam-jam pada hari itu," katanya, lewat video unggahan kanal YouTub Cokro TV, seperti dikutip, Kamis (26/3/2020).
Lanjutnya, ia mengatakan dengan membiarkan antrean penumpang malah memicu penularan virus corona, sehingga pemberian efek kejut hanya menambah penderitaan.
Ia pun menyebut, "Anies memang tidak punya rasa empati sedikit pun".
Ia menegaskan semestinya Anies melakukan koordinasi dengan perusahaan untuk sementara waktu menghentikan usaha bukannya membatasi akses transportasi.
Sebab, tidak semua orang bisa bekerja di rumah dan ada yang memang harus bekerja di luar rumah untuk menyambung hidup.
"Kalau Anies mau mewajibkan kantor tutup, jangan hukum karyawannya. Anies harus bicara kepada semua pemilik perusahaan untuk menghentikan usaha mereka," kata Ade.
Namun, ia menilai jika Anies tidak memiliki kuasa. Maka, perlu menerapkan strategi lain yang lebih efektif.
"Pemprov memang sudah mengumumkan soal pengurangan armada tapi tanpa mengingatkan publik apa yang akan terjadi pada 16 Maret lalu. Anies seperti berharap begitu saja dengan pengumuman itu," imbuhnya.
Kemudian, ia pun membandingkan kebijakan itu dengan penghapusan sistem ganjil-genap selama DKI Jakarta dilanda corona yang justru memudahkan kaum elite.
Ia pun kembali memberikan sindiran pedas kepada Anies. "Kesannya Anies hanya menghukum mereka yang tidak bermobil dan sebaliknya memberi kemudahan bagi orang bermobil. Jadi kesimpulannya, Anies memang tidak peduli dengan kaum menengah ke bawah," tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil