Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kasus Virus Corona Masih Nihil, tapi Pejabat Korut Kok Diam-diam Minta Bantuan Medis Luar Negeri

Kasus Virus Corona Masih Nihil, tapi Pejabat Korut Kok Diam-diam Minta Bantuan Medis Luar Negeri Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. | Kredit Foto: Reuters/KCNA
Warta Ekonomi, Jakarta -

Para pejabat Korea Utara (Korut) dilaporkan meminta bantuan medis secara pribadi sementara secara publik menyangkal ada kasus virus corona di dalam perbatasan negara mereka.

Mengutip laporan Financial Times pada Kamis (26/3/2020) disebutkan bahwa para pejabat Korea Utara secara pribadi telah menjangkau para pejabat di negara-negara lain untuk bantuan yang tidak ditentukan, sementara jumlah resmi kasus yang dilaporkan di Korea Utara tetap nol.

Baca Juga: Cegah Penyebaran Corona, Media Propaganda Korut Minta Warganya Hindari Wilayah Ramai

"Pemerintah memiliki kit pengujian untuk COVID-19 dan mereka tahu cara menggunakannya, tetapi (jumlah kit) tidak mencukupi, karenanya, (pejabat) meminta semua organisasi ... untuk mendukung mereka dalam hal ini," sebuah kata sumber itu kepada Times.

Reuters melaporkan pekan lalu bahwa pejabat Korea Utara telah meminta agen bantuan untuk persediaan seperti masker dan peralatan pengujian, meskipun pasokan tersebut dilaporkan sedang menunggu masuk di perbatasan Korea Utara yang sangat dilindungi.

"Korea Utara membutuhkan bantuan dan telah memintanya, tetapi semuanya sekarang ditahan," kata seorang pejabat kelompok bantuan yang mengetahui upaya tersebut kepada Reuters.

Seorang mantan pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang bermarkas di Pyongyang mengatakan kepada Business Insider bahwa ia "prihatin" tentang wabah berskala luas di Korea Utara, mengutip sistem medis negara itu yang tidak mencukupi. Negara ini juga tetap mendapat sanksi berat karena program rudal balistiknya.

"Tidak ada cukup obat untuk negara ini. Saya benar-benar khawatir tentang mereka menghadapi wabah," kata mantan kepala proyek WHO Nagi Shafik kepada Business Insider.

Korea Utara berbatasan dengan China, tempat jumlah kasus terkuat dari virus corona, yang berasal dari provinsi Hubei, China.

Negara yang tertutup sebagian besar telah meninggalkan pembicaraan dengan AS setelah serangkaian negosiasi dengan Presiden Trump mengenai kemungkinan denuklirisasi Semenanjung Korea.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: