"Semua rumah sakit wajib rawat pasien Covid-19"
Kemudian, apa solusi di tengah keterbatasan jumlah ruang dan fasilitas rumah sakit rujukan dalam menangani pasien virus corona?
Faisal menegaskan bahwa pemerintah harus mengeluarkan keputusan tegas dengan memerintahkan seluruh rumah sakit untuk menangani pasien corona.
Baca Juga: Ridwan Kamil: 300 Warga Positif Corona, Ada Cluster Tak Terduga
"Itu berlaku juga di seluruh dunia, tidak cukup jika hanya RS rujukan (yang menangani). Semua RS yang punya ICU, ventilator, dan ruang isolasi turut berpartisipasi karena tidak mungkin semua ditanggulangi hanya oleh RS rujukan dan hanya oleh dokter paru. Semua harus bergerak!" kata Faisal.
"Bayangkan, hanya dalam beberapa hari saja RS Wisma Atlet sudah ada 400 orang. Kita masih butuh banyak ruangan dan alat. Jika tidak, akan terjadi lagi seperti yang di Tangerang dan tempat lain, pasien meninggal sebelum mendapatkan perawatan," ujar Faisal.
Dokter Oetama menambahkan, solusi yang perlu dilakukan adalah menyiapkan RS rujukan darurat secara cepat dengan kesiapan untuk perawatan pasien sakit sedang dan berat, rekrutmen SDM kesehatan, percepatan pengadaan maupun produksi ventilator, dan APD.
"Bilamana gagal dengan Karantina Wilayah (Lockdown Partial) secepatnya beralih ke Karantina Nasional (Lockdown Total)" katanya.
Seberapa besar daya tampung RS rujukan?
Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, menyebutkan, RS rujukan nasional yang disiapkan pemerintah telah menambah ruang isolasi sampai dengan 1.967 ruangan untuk perawatan sedang hingga berat. Kemudian, RS Wisma Atlet yang sudah dioperasionalkan sudah merawat inap 411 pasien.
"Ini upaya yang masih akan kita terus lakukan bersamaan dengan makin bertambahnya kasus," kata Yurianto dalam konfrensi pers di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang disiarkan langsung melalui Youtube.
Pemerintah juga telah menyiapkan 132 rumah sakit rujukan di seluruh Indonesia dalam penanganan virus corona. Terkait kapasitas RS rujukan yang penuh, Yurianto mengatakan jika perlu penataan pengaturan pasien di RS.
"Kita dorong kasus positif yangg klinisnya ringan-sedang tidak dirawat di RS Rujukan, tetapi di RS Darurat Covid-19 di Wisma Atlet (kapasitas 3.000 orang) bahkan kalau klinis ringan bisa self isolation. Kondisi ini diharapkan bisa mengurangi penggunaan tempat tidur di RS rujukan dan hanya diperuntukkan bagi pasien dengan kondisi sakit sedang berat," katanya.
Kemudian saat ditanya terkait saran untuk melibatkan RS swasta untuk berpartisipasi menangani pasien Covid-19, Yurianto menyebut, "Sekarang banyak sekali RS Swasta yang sudah ikut serta dalam penanganan Covid19, tetapi tetap seleksi kondisi pasien penting agar tepat guna."
Hingga 30 Maret pukul 12.00 WIB, jumlah kasus positif sebesar 1.414 kasus. Jumlah korban meninggal pun bertambah delapan orang menjadi total 122 orang. Sementara untuk kasus sembuh bertambah 11 orang menjadi total 75 orang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: