Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Usaha Hotel Ambyar Gegara Corona

Usaha Hotel Ambyar Gegara Corona Kredit Foto: Mochamad Ali Topan
Warta Ekonomi, Surabaya -

Pandemi virus Corona (Covid-19) memukul banyak sektor di Kota Surabaya, Jawa Timur, termasuk perhotelan dan restoran. Selama virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Hubei, China, itu, okupansi perhotelan di Surabaya ambyar atau turun hingga 20 persen. 

Baca Juga: Daripada Tutup, Hotel Bisa Dijadikan Tempat Karantina ODP dan PDP Covid-19

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwasata (Disbudpar) Surabaya, Antiek Sugiharti, dalam keterangan resmi diterima wartawan pada Minggu, 5 April 2020. Untuk restoran bahkan turun tajam antara 70-80 persen.

“Kami mengumpulkan data-data itu bersama ketua asosiasi," kata Antiek.

Sebetulnya, lanjut Antiek, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Disbudpar telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Protokol Pencegahan Covid-19 yang ditujukan kepada penyedia layanan publik, seperti pengelola mal, perkantoran, hotel, apartemen, perumahan, restoran, rumah makan, kafe, pusat makanan, dan jasa boga.

SE dibuat agar para penyedia layanan publik memberlakukan arahan pemerintah terkait pencegahan Covid-19 dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti menyediakan alat pendeteksi tubuh, sarana mencuci tangan, hand sanitizer, masker, dan lainnya.

Hal itu diperlukan untuk meyakinkan publik sehingga sektor perhotelan dan restoran tetap berjalan. "Kami kirimkan lagi SE Wali Kota Surabaya untuk lebih menekankan protokol-protokol ini,” ujar Antiek.

Antiek menjelaskan, Disbudpar Surabaya terus berkoordinasi dengan asosiasi dalam hal penerapan protokol Covid-19 tersebut. "Insya Allah mereka semuanya sudah melakukan dan menerapka protokol ini, sehingga kita juga melakukan monitoring kekurangan-kekurangannya," katanya.

Kota Surabaya merupakan daerah tertinggi angka positif Corona di Jatim dengan jumlah pasien positif sebanyak 77 orang, berdasarkan data hingga Sabtu 4 April 2020. Saat ini masih banyak pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP) yang hasil Swab-PCR yang belum keluar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: