Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa (Cadev) Indonesia pada akhir Maret 2020 tercatat sebesar US$121 miliar atau turun US$9,4 miliar dibandingkan posisi akhir Februari 2020 sebesar US$130,4 miliar.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengatakan bahwa pihaknya mengakui cadangan devisa ini menurun sebesar US$130,4 miliar pada tingkat akhir Februari. Sekitar US$2 miliar itu memang di bulan lalu ada utang pemerintah yang jatuh tempo sehingga dibayarkan. Lalu, US$7 miliar digunakan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah.
Baca Juga: Rupiah Perkasa, BI: Alhamdulillah Langkah Kami Diridai Allah SWT
"Khususnya minggu kedua dan ketiga pada Maret 2020, terjadi kepanikan global dan mendorong investor global yang lepas sahamnya, di situ peran Baank Sentral. Kami (BI), komitmen berada di pasar untuk stabilkan nilai tukar rupiah," ujar Perry pada telekonferensi di Jakarta, Selasa (7/6/2020).
Menurut dia, tingkat kecukupan Cadangan Devisa di Indonesia sebesar US$121 miliar itu lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan impor. Serta pembayaran untuk 7 bulan impor dan lebih dari cukup untuk stabilisasi nilai tukar rupiah.
"Dengan stabilnya rupiah dan mekanisme pasar yang baik, kebutuhan intervensi dari Bank Indonesia alhamdulillah makin menurun. Kami informasikan Cadev kita berangsur stabil dan mengalami peningkatan dewasa ini. Insyaallah akan mampu stabilisasi nilai tukar rupiah," ungkap dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: