Wali Kota Pariaman, Sumatera Barat, Genius Umar menegaskan stok beras di daerahnya aman walaupun kondisi saat ini tengah dihadapkan dengan pandemi Covid-19 atau dikenal virus corona, bahkan untuk Ramadan hingga Lebaran 2020 nanti. Pasalnya, saat ini petani tengah melakukan panen raya padi.
"Saat ini situasi persawahan dari empat kecamatan di Pariaman lebih kurang 50 persen sudah panen. Kendalanya hanya di Kecamatan Pariaman Selatan yang baru sebagian panen dan sebagian lagi usia padinya masih 2,5 bulan karena musim penghujan," kata Genius di sela-sela monitoring pembagian bantuan beras dari Pemkot Pariaman ke masyarakat desa yang terkena dampak Covid-19, sekaligus panen padi bersama petani di Desa Sungai Sirah, Pariaman Timur, Pariaman, Selasa (7/4/2020).
Lebih lanjut, Genius menegaskan ketersediaan pangan berupa beras di Pariaman cukup aman untuk beberapa bulan ke depan. Setiap tahun produksi beras selalu surplus.
Baca Juga: Sukabumi Panen Raya Padi dan Jagung, Produksi Beras Surplus 124.077 Ton
"Dan dari total penduduk Pariaman yang berjumlah 93 ribu jiwa, kurang lebih beras konsumsi adalah sekitar 98 kilogram per jiwa," ujarnya.
Genius menyebutkan dari luas sawah di Pariaman 1.785 hektare, jumlah produksi gabah kering panen (GKP) 2019 sekitar 24.021 ton, gabah kering giling (GKG) 20.663 ton, dan beras sekitar 13.228 ton. Pada situasi pendemi Covid-19 saat ini, pihaknya melakukan penyuluhan ke masyarakat untuk tetap menggarap sawah sesuai dengan musim tanam yang turun.
"Kita selalu memacu agar petani langsung mengolah sawahnya untuk tanam padi kedua," tuturnya.
Genius pun menegaskan ketersedian pupuk bersubsidi aman sampai Agustus hingga September. Bibit dan benih juga mencukupi, dan bahkan bisa dijual keluar daerah.
"Dalam penanganan Covid-19 saat ini, Pemkot Pariaman juga telah menyiapkan bantuan berupa bibit tanaman pekarangan, seperti bibit bayam, kangkung, kacang panjang, dan polibek kepada 300 kepala keluarga. Insyaallah dalam minggu ini bibit tersebut akan kita serahkan langsung ke penerima bantuan," katanya.
Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi mengapresiasi kinerja sektor pertanian Pariaman karena di tengah pandemi bisa memanen padi sehingga ketersediaan beras aman, bahkan mencukupi kebutuhan hingga pasca-Lebaran.
Secara nasional, Kementan memperkirakan panen raya akan berlangsung April dengan luas panen sekitar 1,73 juta hektare.
"Karena itu pemerintah akan mengantisipasi, jangan sampai harga gabah di tingkat petani jatuh di bawah harga pembelian pemerintah (HPP). Panen padi sudah berlangsung sejak Maret awal, panen raya dan puncak panen akan terjadi pada April dengan luas 1,73 juta ha dengan produksi 5,27 juta ton beras," katanya.
Baca Juga: Jakarta Lakukan PSBB, Ojol Bisa Dapat BLT Rp100 Ribu, Ini Caranya
Suwandi menegaskan panen padi akan berlanjut pada Mei dengan luas panen sekitar 1,38 juta ha dengan produksi 3,81 juta ton beras. Sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, agar mengantipasi dan melakukan stabilisasi harga jangan sampai harga gabah di bawah HPP atau mempertahankan harga sama dengan Maret karena berdampak pada nilai tukar petani.
"Pemerintah dalam hal ini Kementan melakukan intervensi dan upaya untuk stabilisasi harga saat panen padi. Salah satu solusinya melalui Kostraling (Komando Startegi Penggilingan Padi) melalui pendekatakan KUR (Kredit Usaha Rakyat)," jelasnya.
Melansir Direktorat Tanaman Pangan, realiasasi KUR sejak Januari hingga 3 April sudah mencapai Rp3 triliun dari realisasi KUR tanaman pangan sebesar Rp4 triliun. Dengan begitu, sudah 75 persen KUR terserap untuk usaha padi dan penggilingan.
"Dengan KUR ini, tak ada alasan bagi penggilingan untuk tidak membeli gabah petani karena sudah mempunyai modal cukup. Kita upayakan juga agar Kostraling bekerja sama dalam pemasaran online dalam menjual beras," bebernya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: