Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Melihat Perjalanan WHO dan Kinerja Selama Pandemi Virus Corona

Melihat Perjalanan WHO dan Kinerja Selama Pandemi Virus Corona Lambang dan Kantor Pusat WHO di Jenewa. | Kredit Foto: Getty Images/AFP/Fabrice Coffrini

Kegiatan-kegiatan WHO selama berdiri 

Sejak didirikan pada 1948, WHO sudah menjalankan tugasnya. Mulai dari mengampanyekan, mengendalikan hingga memberantas sudah dilakukan WHO. Berikut Ini sejumlah kegiatan dari organisasi kesehatan dunia yang tercatat dalam sejarah.

1. Pemberantasan cacar (small pox)

Pada tahun 1958, Uni Soviet mengusulkan program "Small pox eradication" yang dipimpin WHO. Pada 1977, kasus Small Pox dikonfirmasi terakhir diidentifikasi di Somalia. Pada tahun 1980, Komisi Global untuk Sertifikasi Pemberantasan Cacar merekomendasikan penghentian vaksinasi cacar rutin.

2. Pengendalian dan pemberantasan penyakit

Pada 1960-an, WHO mempromosikan kampanye massal melawan frambusia, sifilis endemik, kusta, dan trachoma dan membantu mengendalikan pandemi kolera utama di Asia dan Pasifik Barat serta epidemi besar demam kuning di Afrika. Frambusia adalah infeksi tropis pada kulit, tulang dan sendi yang disebabkan oleh bakteri spiroket treponema pallidum pertenue. Sementara
adalah penyakit mata yang dapat menular dan merupakan salah satu penyebab kebutaan. Trakoma disebabkan oleh bakteri chlamydia trachomatis dengan lalat sebagai perantaranya.

3. Keluarga berencana

Pada tahun 1970, WHO meluncurkan Program Perluasan Penelitian, Pengembangan, dan Pelatihan Penelitian dalam Produksi Manusia, yang berfokus pada regulasi kesuburan dan metode kontrol kelahiran.

4. Imunisasi anak-anak

Pada tahun 1974, WHO meluncurkan Program Perluasannya mengenai Imunisasi, yang bertujuan untuk memvaksinasi anak-anak di seluruh dunia, selain difteri, pertusis, tetanus, campak, poliomielitis, dan tuberkulosis. Tujuan ini tetap tidak tercapai tetapi sekarang sedang dikejar oleh Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi.

5. Alma-Ata

Pada tahun 1978, WHO mengadopsi Deklarasi Alma-Ata, menyerukan kepada semua pemerintah untuk menjadikan layanan kesehatan primer berkualitas tinggi sebagai fitur penting dari sistem kesehatan nasional mereka. Deklarasi ini menyatakan bahwa pemerintah, pekerja kesehatan, dan komunitas dunia perlu mengambil tindakan segera untuk melindungi dan meningkatkan kesehatan semua orang. Deklarasi ini adalah deklarasi pertama yang menggaris bawahi pentingnya pelayanan kesehatan primer.

Menyusul deklarasi ini, pada tahun 1981 WHO mengadopsi strategi global untuk mencapai kesehatan bagi semua pada tahun 2000. Kunci untuk mencapai tujuan ini adalah menjadikan perawatan kesehatan utama "fungsi utama dan fokus utama sistem kesehatan negara".

6. Morbiditas ibu 

Pada tahun 1987, WHO meluncurkan "Safe Motherhood Initiative", yang bertujuan untuk mengurangi angka morbiditas (kesakitan dan kematian) ibu hingga 50 persen pada tahun 2000. Inisiatif ini tidak berhasil dan kesehatan ibu terus menjadi fokus utama upaya WHO.

7. Pemberantasan polio

Pada tahun 1988, WHO merumuskan rencana ambisius untuk mencapai pemberantasan polio secara global pada tahun 2000. Tujuan ini tidak terpenuhi, tetapi upaya berlanjut dengan tujuan polioeradikasi pada tahun 2005.

8. Penyakit gaya hidup

Pada tahun 1990-an, kesadaran yang meningkat akan ancaman penyakit “gaya hidup”, seperti penyakit kardiovaskular, kanker, dan diabetes menyebabkan WHO meluncurkan program yang mempromosikan masyarakat yang sehat dan bebas tembakau.

9. Lingkungan dan kesehatan

Setelah Konferensi PBB 1992 tentang Lingkungan dan Pembangunan (“KTT Bumi”) 1992 di Rio de Janeiro, WHO memulai inisiatif mengatasi bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh degradasi lingkungan.

10. UNAIDS

Pada tahun 1993, WHO memprakarsai program bersama PBB tentang HIV / AIDS menggantikan Program Global WHO tentang AIDS. UNAIDS adalah pendukung utama untuk aksi global terhadap epidemik HIV yang cepat, luas dan terkoordinasi.

Misi UNAIDS adalah untuk memimpin, memperkuat dan mendukung respon yang meluas terhadap HIV dan AIDS yang termasuk mencegah transmisi HIV, menyediakan fasilitas dan dukungan untuk orang yang sudah terlanjur hidup dengan virus, mengurangi kerentanan seseorang dan komunitas terhadap HIV dan mengurangi dampak epidemik.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: