Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Opung Luhut Jadi Buah Bibir Lagi, DPR Cuma Geleng-geleng: Tak Ada Empati-Simpatinya

Opung Luhut Jadi Buah Bibir Lagi, DPR Cuma Geleng-geleng: Tak Ada Empati-Simpatinya Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menghadiri rapat koordinasi dengan Wakil Ketua DPR Agus Hermanto di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (29/11/2018). Rapat tersebut membahas mengenai Pengembangan Industri Kendaraan Bermotor Listrik Nasional. | Kredit Foto: Antara/Muhammad Iqbal

"Pejabat negara harusnya hemat bicara. Karena jika ada yang tidak tepat, sulit untuk meluruskannya. Sejauh ini masyarakat mengetahui pemerintah belum sepenuhnya mampu memenuhi semua kebutuhan alkes, obat, dan APD bagi rumah sakit dan seluruh tenaga medis," tuturnya.

"Kalau memang katanya jumlah 500 itu sedikit, mestinya seluruh kebutuhan itu bisa dipenuhi dengan mudah. Tidak perlu menjadi polemik dan kontroversi di publik," ujarnya.

Sebelumnya, Luhut mengatakan pemerintah terus mengevaluasi setiap kebijakan dalam penanganan pengendalian pencegahan Covid-19. Ia bilang banyaknya jumlah pasien terinfeksi Covid-19 dan meninggal dunia akan menjadi pertimbangan pemerintah dalam mengambil kebijakan.

Baca Juga: Pengamat Geleng-geleng atas Kebijakan Pemerintah: Bikin Aturan yang Jelas-jelas Sajalah!

Kebijakan itu seperti memberikan persetujuan pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di daerah.

"Pelaksanaan PSBB ini kita lihat ada yang disetujui ada yang tidak. Minggu depan kita ada survei lagi mengenai ini dan jumlah data yang infeksi, sembuh meninggal menentukan," kata Luhut saat video conference dengan wartawan, Selasa (14/4/2020). 

Dari data sementara, jumlah kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia dinilai masih jauh lebih kecil dibanding Amerika Serikat. Seperti diketahui, Amerika tercatat sebagai negara dengan angka kasus Covid-19 tertinggi yakni 587.173 kasus positif dan 23.644 kasus kematian.

"Buat saya juga jadi tanda tanya sih, kenapa jumlah yang meninggal sampai hari ini, maaf sekali lagi, itu angkanya enggak sampai 500, padahal penduduk 270 juta, dan yang terinfeksi 4.000 lebih, katakan kali sepuluh jadi 50.000," ujar Luhut.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: