Media Asing Dibuat Kaget Lihat Bali Seperti 'Kebal' dari Virus Corona
Misteri kekebalan Bali dari Covid-19. Begitu judul Asia Times, media yang berbasis di Hong Kong atas rendahnya kasus virus corona di pulau itu.
Dalam laporan yang diterbitkan, Selasa, 14 April, Asia Times menyoroti rendahnya kasus virus corona, padahal Bali memiliki populasi 4,2 juta dan menjadi tujuan wisata.
Baca Juga: Ini Alasan Bali Ogah Terapkan PSBB
“Hampir tiga bulan pandemi hanya 86 kasus dan dua kematian,” mengutip Asia Times, Kamis (16/4/2020).
Laporan juga mengutip Rio Helmi, warga Bali yang rutin menulis blog mengenai kehidupan di sekitar Ubud.
“Saya juga merasa bingung karena itu tidak masuk akal,” ujarnya. "Kami tidak memiliki data, tetapi tidak ada tanda lonjakan kematian."
Di Denpassar, ibu kota Bali ada empat krematorium. Namun layanan kematian itu tidak terlalu sibuk. Rumah sakit di Bali juga tidak penuh pasien.
“Rumah sakit tidak ada peningkatan tajam juga kremasi atau bukti anekdotal lainnya bahwa virus corona merajalela,” lapor Asia Times.
Sebagai contoh, desa Pererenan, lokasi populer bagi selancar belum memiliki kasus Covid-19. Desa-desa terdekat lainnya juga tampaknya bebas dari virus.
"Kami tidak mendengar jumlah kematian yang besar," kata Jack Daniels, operator tur dan editor buletin online mingguan Balidiscovery.
Dia mencatat bahwa kedua kematian Covid-19 di pulau sejauh ini adalah orang asing, termasuk seorang wanita Inggris yang memiliki riwayat penyakit.
Wisatawan China meningkat
Apa yang terjadi di Bali sangat membingunkan karena jumlah kedatangan wisatawan China ke Bali meningkat sebesar 3 persen pada bulan Januari, bulan yang sama saat Kota Wuhan dikarantina.
“Banyak para wisatawan China tiba di Bali hingga 5 Februari ketika pihak berwenang akhirnya untuk kepada pendatang dari China dalam 14 hari sebelumnya,” lapor Asia Times.
Virus corona juga memberi pukulan keras terhadap industry wisata Bali, sejak pemboman teroris pada 2020.
“Industri pariwisata Bali belum pernah terpukul sekeras ini sejak pemboman teroris tahun 2002, yang membuat ekonomi lokal hancur berkeping-keping selama dua tahun berikutnya karena truis Australia menjauh. Pemboman pada tahun 2005 lalu menambah kesulitannya,” lapor Asia Times.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: