Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Masa Karantina Covid-19, Ancaman Serangan Siber Meningkat

Masa Karantina Covid-19, Ancaman Serangan Siber Meningkat Kredit Foto: Unsplash

Untuk jenis Malicious Websites, telah ada peningkatan yang signifikan dalam nama domain menggunakan kata "corona". Para peneliti melaporkan dua situs web (situs antivirus-covid19 dan corona-antivirus.com), yang mempromosikan aplikasi yang konon dapat melindungi pengguna dari Covid-19.

Domain terkait virus yang menyimpan file jahat juga masih aktif dan mampu mencuri kredensial dan membajak sistem yang terinfeksi. Para pelaku kejahatan juga menyadari bahwa banyak pengguna di seluruh dunia dikarantina dan menghabiskan lebih banyak waktu mencari hiburan online.

"Mereka menggunakan situs streaming palsu, atau situs yang menawarkan promosi hiburan untuk menarik pengguna," jelas Laksana.

Selanjutnya untuk malware, seperti diungkapkan oleh Brian Krebs, pelaku kejahatan menggunakan peta Covid-19 interaktif digunakan untuk menyebarkan malware yang mencuri informasi, seperti peta, yang dibuat oleh Universitas Johns Hopkins, menjadi dasbor interaktif yang menunjukkan infeksi dan kematian.

Dari jenis serangan ini, beberapa anggota forum bawah tanah Rusia mengambil keuntungan untuk menjual kit infeksi Covid-19 digital yang menyebarkan malware berbasis Java. Para korban sendiri terpikat untuk membuka peta dan bahkan membagikannya.

Ransomware sendiri, varian ransomware baru bernama Coronavirus disebarkan melalui situs Wise Cleaner palsu, sebuah situs web yang konon mempromosikan optimasi sistem, seperti dilansir MalwareHunterTeam. Para korban tanpa sadar mengunduh file WSGSetup.exe dari situs palsu. Kampanye ini mengikuti tren serangan ransomware terbaru yang melampaui enkripsi data dan juga mencuri informasi.

Kemudian melalui Mobile Threat, ransomware seluler bernama CovidLock berasal dari aplikasi Android jahat yang diduga membantu melacak kasus Covid-19. Namun kemudian ransomware mengunci ponsel para korban, yang memberikan waktu 48 jam untuk membayar US$100 dalam bitcoin untuk mendapatkan kembali akses ke ponsel mereka. Kalau tidak, pelaku mengancam menghapus data yang disimpan di telepon hingga kebocoran detail akun media sosial.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: