Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hantam Pandemi Covid-19 Lewat Pameran Batik Virtual

Hantam Pandemi Covid-19 Lewat Pameran Batik Virtual Kredit Foto: Rahmat Saepulloh

Dalam kondisi seperti ini, sebagian pengusaha batik tetap memberikan uang makan kepada karyawan harian selama di rumahkan, besaran uang makan dari 20.000 - 25.000/hari. Sehingga kerugian upah tenaga kerja selama 3 bulan terhitung dari Maret - Mei untuk pembayaran Tenaga Kerja Harian (dengan asumsi uang pengganti Rp. 25.000,-/ orang X 3 bulan) + Rp. 11.367.375.000,-. Sedangkan untuk Tenaga Kerja Bulanan (dengan asumsi Gaji Bulanan Rp. 2.500.000,-/orang) diambil 10% dari total perajin Rp. 113.742.000.000,-. Upah kerja.

"Kerajinan batik Indonesia memberikan kontribusi yang sangat signifikan, karena produk batik tulis dan batik cap 100% dikerjakan dengan tenaga manusia," ujarnya.

Komar yang juga owner Batik Komar mengungkapkan dalam menghadapi situasi ekonomi yang serba sulit seperti ini, sebagai wujud komitmen terhadap ratusan karyawan yang selama ini telah turut berjasa membesarkan nama Rumah Batik Komar. 

"Kami mencoba beradaptasi terhadap kondisi saat ini dengan berbagai cara agar kami dapat bertahan dan mencari solusi agar kami tetap dapat memberikan manfaat serta tanggungjawab kepada gerbong usaha kami dan bagi ratusan tenaga kerja yang sekarang sedang kami rumahkan karena adanya batasan dan peraturan pemerintah yang mengharuskan adanya physical distancing," paparnya.

Tujuan dari diadakannya pameran ini diantaranya sebagai bentuk ikhtiar usaha kami untuk menampilkan produk-produk unggulan Batik Komar kepada seluruh konsumen dan pecinta batik Indonesia. Menjaga semangat untuk terus mengembangkan hasil karya seni batik serta menjaga pelestarian budaya batik tradisional Indonesia dimata dunia. Turut melaksanakan program pemerintah dalam memutus rantai penyebaran Corona (physical distancing). Semangat berkarya untuk menyampaikan ide, gagasan melalui karya seni batik sebagai alat komunikasi antara seniman batik dengan sang apresiator. 

"Kami telah merencanakan, dalam tiap minggu akan mengganti tema batik yang dipamerkan di Ruang Pameran Batik Komar di Cigadung - Bandung," tambahnya.

Komar menyebutkan tema-tema  batik yang akan dipamerkan ini sudah cukup lama dipersiapkan tujuannya akan dipamerkan sekaligus di jual di ajang pameran batik nasional di Jakarta, namun dengan kondisi banyak pameran di batalkan maka kami alihkan menjadi pameran virtual seperti ini. 

Untuk Pameran Virtual yang pertama kami ambil tema Megamendung Batik Ciorebon Jawa Barat. Selanjutnya, akan kami pamerkan Tema Shibotik (Shibori Batik), kemudian Ragam Rupa Batik Jawa Barat, dan lainnya.

Komar menambahkan mengingat, kebutuhan dan kewajiban dari perusahaan yang harus dibayarkan kepada perajin batik masih cukup besar, maka kami terus berupaya untuk melakukan penjualan batik  salah satunya melalui pemasaran online.

Pemasaran online untuk saat sekarang sudah merupakan kewajiban  bagi UKM Batik Indonesia, dikarenakan adanya keterbatasan melakukan pemasaran bertemu langsung dengan konsumennya. 

"APPBI ditahun ini sedang berusaha untuk membangun platform baru (berbasis digital) untuk melakukan komunikasi visual melalui  VBE "Virtual Batik Expo" dengan memanfaatkan teknologi Augmented Reality, namun mengingat biaya yang cukup besar, kini masih sedang dicarikan alternatif pilihan yang lebih efisien dan memberikan dampak positif yang lebih besar," pungkasnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: