Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kata Gerindra Ada yang Ingin Chaos: Pemerintah, Pengusaha, dan Buruh Harus Bersatu

Kata Gerindra Ada yang Ingin Chaos: Pemerintah, Pengusaha, dan Buruh Harus Bersatu Kredit Foto: Boyke P. Siregar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Arief Poyuono menanggapi situasi terkini di tengah pandemik virus corona atau Covid-19. Ia mengatakan saat ini diduga ada pihak-pihak yang menginginkan keadaan perekonomian chaos.

Menurutnya, saat ini sudah saatnya pengusaha dan kaum buruh bergandengan tangan untuk menyelamatkan perekonomian nasional.

Ia mengatakan semua pihak harus satu visi misi untuk menyelamatkan ekonomi dan jangan ada yang merasa paling benar dan paling yang diutamakan.

Baca Juga: Lagi Puasa Gini, Gerindra dan Demokrat Saling Tarik Urat!

Baca Juga: Kontribusi Besar ke Ekspor Negara, Vietnam Izinkan Buruh Pabrik Samsung Kerja

"Sebab ini kerusakan mesin perekonomian Indonesia barulah sekitar 25 persenan, dan mungkin bisa sampai taraf 100 persen akibat dampak Covid-19. Karena pemerintah dan negara lain pun belum bisa memastikan kapan akhir dari penyebaran pandemik ini," tuturnya kepada wartawan, Sabtu (25/3/2020).

Lanjutnya, ia mengatakan kaum buruh harus mau menelan pil pahit akan adanya PHK dan dirumahkan oleh perusahaan.

Sementara itu, perusahaan dan para pengusaha juga harus jungkir balik mempertahankan cash flow untuk berusaha tidak melakukan PHK dan merumahkan karyawan. Namun, kenyataannya tidak bisa dihindarkan yang namanya PHK dan merumahkan karyawan.

Sambungnya, ia mengatakan saat pengusaha diberi dua pilihan apakah melakukan PHK atau hanya merumahkan karyawan saat kepepet pandemik corona.

Menurutnya, pengusaha lebih memilih merumahkan pekerja dengan memangkas gaji mereka daripada melakukan PHK.

Karena, sambungnya, cash flow perusahaan tidak memungkinkan untuk membayar pesangon buruh yang di-PHK Data terbaru Kemenaker per 20 April 2020, jumlah pekerja yang terdampak Covid-19 total sebanyak 2.084.593 pekerja dari sektor formal dan informal yang berasal dari 116.370 perusahaan.

Rinciannya jumlah perusahaan dan pekerja formal yang dirumahkan adalah 1.304.777 dari 43.690 perusahaan. Sedangkan pekerja formal yang di-PHK sebanyak 241.431 orang pekerja dari 41.236 perusahaan.

Karena itu, ia mengatakan pemerintah terus bekerja keras untuk bisa menghindarkan ambruknya perekonomian Indonesia akibat Covid-19, walau sebenarnya terlambat dalam mengantisipasi dampak Covid-19 terhadap perekonomian.

Bahkan, Presiden Joko Widodo sebagai penanggung jawab tertinggi, tidak henti-hentinya bekerja keras dan mungkin juga sampai kurang tidur, dalam upaya menormalkan dan membebaskan Indonesia dari pandemik.

Sementara itu, pimpinan buruh dan para pengusaha bersama pemerintah harus bisa benar-benar bekerja sama untuk menyelamatkan Indonesia. Setop semua politisasi dan mengadu domba yang dilakukan elit-elit politik tertentu terhadap buruh, pengusaha dan pemerintah agar tidak bisa menjadi satu pemikiran.

"Contoh saja program Kartu Prakerja yang sangat memberikan dampak yang positif  sebagai buffer ekonomi bagi buruh dan pengusaha serta perekonomian nasional, tapi selalu digoreng-goreng oleh elit-elit politik yang menginginkan situasi chaos akibat pandemik Covid-19," tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: