Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Dalam hal pelaksanaan lelang tambahan juga tidak dapat memenuhi target, pemerintah menggunakan private placement yang dapat berasal dari bank atau BI dengan besaran jumlah sesuai kesepakatan.
Harga yang digunakan dalam private placement akan mengacu pada harga terkini yang dikeluarkan Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI). Dengan makanisme tersebut, kebutuhan pembiayaan defisit fiskal akan dapat dipenuhi.
Perry meyakini, melalui mekanisme seperti ini, maka kebutuhan pembiayaan defisit fiskal pemerintah dapat dipenuhi oleh pasar.
Baca Juga: BI Ramal Inflasi April 2020 Merosot
"Hitung-hitungan kami itu Rp1.400 triliun. Rp1.400 triliun akan dipenuhi dari saldo kas pemerintah, dana BLU, pinjaman ADB dan Bank Dunia, dan penerbitan obligasi di pasar valas kalau dijumlah Rp500 triliun. Sisanya Rp900 triliun yang sudah dikeluarkan Rp225 triliun, dikurangi jadi Rp675 triliun. Rp675 triliun di antaranya untuk pemulihan ekonomi Rp150 triliun, dan Rp100 triliun dari kebijakan penurunan GWM oleh BI yang kemudian bank-bank beli SBN di pasar perdana. Kalau dikurang-kurang, Rp675 triliun -Rp150 triliun - Rp100 triliun, kurang lebih Rp425 triliun," kata Perry.
"Nah Rp425 triliun kalau kita hitung sisa lelang sampai akhir tahun, kebutuhan dari lelang tidak melonjak tinggi. Jadi, target-target lelang yang diumumkan pemerintah insyaallah cukup memenuhi kebutuhan pembiayaan fiskal," tambahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: