Survei Pemantauan Harga (SPH) yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) bersama 46 Kantor Perwakilan BI sampai dengan minggu keempat April 2020, menunjukan bahwa harga-harga di pasar terkendali dan rendah. Inflasi April 2020 diprakirakan sekitar 0,18% (mtm) atau 2,78% (yoy).
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, prakiraan inflasi April 2020 tersebut lebih rendah dari Maret 2020 sebesar 2,96% (yoy) dan Februari 2020 sebesar 2,98% (yoy).
"Alhamdulillah inflasi terkendali dan rendah. Ini mengonfirmasi insyaallah inflasinya sampai akhir tahun akan terkendali dan rendah di kisaran sasaran 3±1%," ujar Perry di Jakarta, Rabu (29/4/2020).
Baca Juga: BI Catat Ada Outflow Rp180 Miliar di Pekan Keempat April 2020
Perry menuturkan, penyumbang inflasi pada periode tersebut antara lain berasal dari komoditas bawang merah (0,12%), emas perhiasan (0,09%), jeruk (0,05%), dan gula pasir (0,02%). Sementara itu, komoditas utama yang menyumbang deflasi yaitu cabai merah (-0,11%) dan daging ayam ras (-0,08%).
"Hal ini menunjukan komitmen dari pemerintah untuk menjaga pasokan bahan-bahan kebutuhan pokok dapat terpenuhi secara baik," tandasnya.
Sementara inflasi saat Ramadan dan Idulfitri diprakirakan akan lebih rendah dari pola historis, dipengaruhi oleh permintaan yang diprakirakan akan lebih rendah akibat pandemi Covid-19 yang membuat aktivitas manusia lebih rendah terkait pembatasan mobilitas, PSBB, dan lain sebagainya.
"Ini menurunkan tingkat permintaan sehingga menjadikan terkendalinya inflasi," tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: