PKBM di perbatasan. Sore itu, langit Desember 2019 di atas Balai Karangan sedikit mendung, menandakan musim penghujan akan segera tiba. Angin sepoi-sepoi membawa aroma tanah yang tersiram air berhembus di sela dinding kayu Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Mustika di Balai Karangan, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. PKBM tersebut terletak 15 Kilometer dari Pos Lintas Batas Negara atau PLBN Entikong yang berbatasan langsung dengan Malaysia dan telah berdiri sejak tahun 2009.
Baleng Tinus (54) selaku Kepala PKBM Mustika mengatakan, bahwa sejak berdirinya PKBM Mustika sampai dengan saat ini, PKBM telah meluluskan 600-an peserta didik di berbagai jenjang pendidikan kesetaraan Paket A (setara SD), Paket B (setara SMP) dan Paket C (setara SMA). Rata-rata dari mereka merupakan anak-anak yang putus sekolah lalu menjadi buruh di kebun kelapa sawit. Hal ini menjadikan usia dari perserta didik di PKBM Mustika cukup variatif, mulai dari mereka berusia remaja sampai dengan dewasa.
“Sudah sepuluh tahun sejak PKBM ini berdiri, sudah 600-an siswa kami luluskan dari berbagai jenjang pendidikan kesetaraan. Kebanyakan dari mereka adalah buruh di kebun kelapa sawit dan anak-anak yang putus sekolah,” ujar Baleng.
Baca Juga: BUMN Ini Dapat Lampu Hijau Impor Gula Penuhi Kebutuhan Ramadan
Baca Juga: Berembus Kabar Erick Thohir Laporkan Adian Napitupulu, Kementerian BUMN Beri Respons Tegas
Pada akhir tahun 2019, PKBM Mustika menaungi sekitar kurang lebih 120 peserta didik di tiga tingkat pendidikan kesetaraan, yaitu Paket A, Paket B dan Paket C, serta kelas Calistung untuk buta aksara dan angka. Oleh karena hal tersebut, PKBM membuat jadwal masuk bergantian bagi para Siswa supaya bisa mendapat waktu pembelajaran yang merata.
Ibu Siriani
Mendung di sore itu menjadi riuh ketika dari kejauhan tampak berdatangan belasan peserta didik memasuki pagar PKBM. Mulai dari remaja, dewasa, bahkan terdapat seorang peremupan dewasa dengan menggunakan sepeda motor yang datang untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Sosok perempuan tersebut sangat menarik perhatian karena merupakan satu-satunya murid perempuan yang mengikuti kelas di sore itu. Bertubuh kecil dan berambut panjang, Ia sandarkan motornya di depan ruang kantor pengajar dan berbegas menuju kelas.
Duduk di depan meja komputer paling pojok dekat pintu belakang kelas. Ia berhadapan dengan komputer yang tidak menyala karena keterbatasan kapasitas meteran listrik di PKBM Mustika dan tampak canggung.
Siriani namanya, perempuan berusia 33 tahun tersebut masih semangat mengikuti kelas untuk mempersiapkan ujian kesetaraan Paket B yang akan diujikan dalam beberapa bulan kedepan.
Ibu dari tiga orang anak ini tinggal di daerah Sotok, Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau. Jarak antara PKBM dan rumahnya adalah sekitar 10 Kilometer, mau tidak mau ia mengendarai sepeda motor untuk dapat sampai ke PKBM demi mengikuti kegiatan belajar mengajar. Kadang, ia turut membawa anak bungsunya yang masih berumur 6 tahun jika sedang rewel atau tidak ada kerabat yang dapat dititipkan untuk menjaganya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil