Presiden Joko Widodo mengajak masyarakat berdamai dengan corona alias Covid-19. Maukah rakyat bersahabat dengan virus mematikan itu? Lalu seperti apa bisa hidup berdamai dengan wabah yang menyeramkan itu?
Ajakan berdamai dengan corona itu disampaikan Jokowi melalui video yang diunggah di akun Twitter miliknya, @jokowi, Jumat (8/5/2020). Kata dia, sampai ditemukannya vaksin yang efektif, kita harus hidup berdamai dengan corona untuk beberapa waktu ke depan.
Menurut dia, sejak awal, pemerintah memilih kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), bukan lockdown. "Dengan PSBB, masyarakat masih bisa beraktivitas, tetapi dibatasi," kicau Jokowi.
Dalam video itu, Jokowi mengatakan, kurva penyebaran corona belum akan melandai dalam waktu dekat. Kondisi ini akan terus berlangsung hingga vaksin corona ditemukan. "Sampai ditemukannya vaksin yang efektif, kita harus hidup berdamai dengan Covid-19 untuk beberapa waktu ke depan," kata Jokowi.
Atas dasar itu, eks Wali Kota Solo itu mempersilakan warga melakukan aktivitas dengan tetap disiplin mengikuti protokol kesehatan, seperti mengurangi interaksi fisik, menjaga jarak, bermasker, dan sering cuci tangan sehabis kegiatan.
"Semua ini membutuhkan kedisiplinan kita semuanya, kedisiplinan warga, serta peran aparat yang bekerja secara tepat dan terukur," ujarnya.
Tak sampai menunggu lama, kicauan itu langsung diserbu warganet. Seperti disampaikan akun @rikoarisandi77. Dia mengaku, bingung dengan ajakan tersebut.
"Banyak yang gagal paham dengan ajakan tersebut. Termasuk saya. Perasaan kita belum perang lawan corona secara maksimal deh, pak. Kok udah berdamai," cuit @ronavioleta.
Akun @urmila_11 minta diberi contoh bagaimana berdamai dengan corona. Dia bilang sudah membaca berita soal ini sampai tuntas, tapi masih belum paham juga bagaimana berdamai dengan corona. "Coba tolong kasih tahu bagaimana caranya," kicaunya.
Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon, ikut melemparkan kritik. Dia bilang, mana yang benar memerangi atau berdamai dengan virus corona. "Kok seperti trial and error. Kebijakan dan pendekatan yang gonta-ganti ini membingungkan rakyat juga aparat di daerah. Apa sih rencananya?" cuit @fadlizon.
Pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio, melihat ajakan itu tak lepas dari bagian upaya pemerintah melonggarkan PSBB. Salah satu pelonggaran itu terlihat dengan cara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberikan relaksasi kepada masyarakat untuk dapat beraktivitas menggunakan transportasi umum.
Agus menilai kebijakan pemerintah itu tak punya dasar keilmuan yang kuat. Mestinya melonggarkan transportasi dilakukan setelah ada penurunan pertumbuhan kasus corona. "Saat ini pemerintah mestinya tegas melakukan PSBB untuk mencegah terjadi ledakan kasus baru," ujarnya.
Lantaran mendapat banyak sorotan, Istana langsung menjelaskan maksud ajakan berdamai dengan corona itu.
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, mengatakan ajakan berdamai dengan corona adalah imbauan agar masyarakat bisa menyesuaikan pola hidup selama pandemi corona.
"Artinya jangan kita menyerah. Hidup berdamai itu penyesuaian baru dalam kehidupan," kata Bey.
Bey bilang, adanya corona tidak boleh membuat kita tidak produktif. Yang diperlukan adalah penyesuaian kehidupan. "Ke sana yang disebut the new normal tatanan kehidupan baru," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: