Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jika Thomas-Uber Cup Batal, BWF Rugi Hampir Rp149 M

Jika Thomas-Uber Cup Batal, BWF Rugi Hampir Rp149 M Kredit Foto: Sindonews
Warta Ekonomi, Bogor -

Thomas-Uber Cup 2020 terancam batal karena pandemi corona yang belum juga mereda. Jika itu terjadi, Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) diperkirakan akan rugi 10 juta dolar AS (sekitar Rp148,76 miliar).

BWF semula menjadwalkan Piala Thomas-Uber 2020 di Aarhus, Denmark, pada 16-24 Mei. Kemudian direvisi menjadi 15-23 Agustus sebelum kembali diundur lagi sampai 3-11 Oktober mendatang.

Dikutip dari NST, perwakilan pengurus PP PBSI keberatan memberangkatkan para pemain mereka dalam kondisi yang tidak menentu ini. “BWF sangat ingin mengelar Thomas-Uber Cup. Mereka akan kehilangan banyak uang andai mereka harus membatalkan ajang itu. Tapi, siapa yang mau pergi dan ambil risiko,” ucap pengurus PP PBSI yang enggan disebut namanya.

Baca Juga: Bundlesliga Boleh Digelar, Punggawa Real Madrid: Itu akan Pengaruhi Sepak Bola Eropa!

Masih ada waktu sekitar empat bulan untuk menggelar Thomas-Uber Cup 2020. Namun, beberapa negara peserta sudah meng- isyaratkan kemungkinan pembatalan partisipasi mereka. Salah satunya, Indonesia.

Turnamen terakhi yang digelar BWF pada kalender kompetisi 2020 ialah All England Open di Arena Birmingham, Inggris, 11-15 Maret lalu.

Setelah itu, BWF memutuskan menunda semua penyelenggaraan turnamen dan membekukan peringkat dunia. Hal serupa terjadi pada Olimpiade Tokyo 2020 yang memundurkan waktu pelaksanaanya sampai musim panas tahun depan.

Alhasil, tahun 2021 akan di- padati dengan sejumlah event besar termasuk Olimpiade, Piala Sudirman, dan Kejuaraan Dunia BWF. Inilah yang membuat BWF tidak rela Thomas-Uber Cup 2020 ikut diundur ke tahun depan.

Namun, andai BWF tetap berkeras menggelar Piala Thomas- Uber 2020, mereka berisiko kehilangan negara-negara peserta elite. Februari lalu, Kejuaraan Beregu Asia 2020 yang berlang- sung di Manila, Filipina, tidak diikuti oleh China, Hongkong, dan India.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: