Sebagai informasi, pada 2020 secara nasional pemerintah menargetkan luas tanam padi 11,66 juta hektare. Luasan itu berpotensi menghasilkan 33,6 juta ton beras. Untuk jagung, ditargetkan seluas 4,49 juta hektare, berpotensi menghasilkan 24,17 juta ton pipilan kering.
Mengenai hal ini, Ketua Umum Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA), Winarno Tohir mengapresiasi langkah Kementerian Pertanian (Kementan) dalam meningkatkan produksi pangan melalui gerakan tanam serentak di seluruh Indonesia.
"Langkah yang bagus sekali karena kita mengejar musim kemarau mulai akhir Mei nanti. Jadi kita harus manfaatkan sisa-sisa musim hujan ini karena musim kemarau mendatang diprediksi akan panjang dan panas," katanya.
Winarno mengatakan, gerakan tanam harus menjadi momentum tepat untuk menumbuhkan produksi pangan nasional. Apalagi, kata dia, badan pangan dunia, FAO sudah memberi sinyal terkait kemungkinan adanya krisis pangan yang melanda seluruh dunia.
"Gerakan ini harus menjadi jawaban sekaligus solusi konkrit dalam menghadapi krisis pangan yang melanda dunia, serta mampu menambah jaminan kesejahteraan para petani ketika menghadapi panen raya," katanya.
Sementata itu, Ketua Dewan Jagung Nasional, Tony J Kristianto berharap gerakan ini mampu menjadi hitungan yang matang bagi pemerintah dalam memberi banyak bantuan kepada petani. Dengan begitu, petani akan mendapatkan hasil panen yang lebih baik.
"Yang jelas harus ada peningkatan mutu benih agar provitasnya terus meningkat. Terpenting, bantu mereka (petani) dengan benih yang bermutu dalam jumlah yang cukup. Berikan juga pupuk yang tepat dan cocok bagi tanaman yang akan ditanam di musim kemarau," katanya.
Pengamat pangan sekaligus Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Pertanian (FP) Universitas Brawijaya Sujarwo meminta agar pemerintah melakukan analisa terhadap semua kebutuhan pasar agar komoditas padi dan jagung tetap dalam kondisi normal.
"Gerakan ini sangat positif karena membangun pertanian secara masif, dan juga termasuk dari penguatan ketahanan pangan selama enam bulan ke depan. Makanya harus dianalisa seberapa besar kebutuhan dan penyerapan supaya tidak terjadi gejolak harga di pasaran. Jadi Gerakan ini akan berjalan baik jika ada design yang baik juga untuk menguatkan cadangan pangan masyarakat dan pemerintah," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: