Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bersama Mentan SYL, Kabupaten Maros Gelar Percepatan Tanam

Bersama Mentan SYL, Kabupaten Maros Gelar Percepatan Tanam Petani memanen padi di areal sawah desa Brondong, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (6/3/2019). Kementerian Pertanian melalui Program Upaya Khusus (Upsus) menargetkan penyerapan gabah petani pada Januari hingga Maret 2019 sebesar 1,5 juta ton secara nasional. | Kredit Foto: Antara/Dedhez Anggara
Warta Ekonomi, Maros -

Kelompok Tani Cahaya Muda, Desa Bonto Marannu, Kecamatan Lau, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan menggelar percepatan tanam padi serentak dengan menggunakan varietas Ciherang yang merupakan benih unggul bantuan Kementerian Pertanian (Kementan).

Wakil Bupati Maros Harmil Mattotorang saat dihubungi mengatakan, luasan tanam di Kabupaten Maros mencapai kurang lebih 26.205 hektare dengan prediksi produksi sekitar 295.800 ton.

"Target April-September yaitu 20.000 ha dengan realisasi 65 persen. Khusus Mei, realisasi kurang lebih 7.000 ha dari target 8.312 ha atau kurang lebih 84 persen. Sisa tanam terus berjalan hingga akhir Mei. Insyaallah akan tercapai," katanya.

Baca Juga: ISPI: Percepatan Tanam Kementan Langkah Tepat Penuhi Kebutuhan Nasional

Harmil menerangkan, sawah yang ditanam merupakan sawah irigasi yang rata-rata produksinya dua kali dalam setahun dengan hasil panen mencapai 6 ton per hektare.

"Dengan melakukan pengolahan sekarang mempermudah petani karena air tersedia dengan baik. Terlebih ada potensi kekeringan di Juni-Agustus," terangnya.

Mengenai hal ini, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengapresiasi kerja keras Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Kabupaten Maros yang telah memberikan perhatian besar pada Gerakan Percepatan Olah Tanah dan Tanam (GPOT). Syahrul menilai kondisi ini bisa menjadi momentum memperkuat kemandirian pangan nasional ditengah lesunya ekonomi dunia akibat Covid 19.

"Kita membutuhkan tenaga ekstra keras, pemikiran-pemikiran out of the box, serta kerja sama yang semakin erat. Saatnya para petani, penyuluh, peneliti, akademisi, swasta, dan pelaku sektor pertanian lainnya untuk menjadi pahlawan bagi bangsa dan negeri ini dengan semangat kebersamaan," katanya.

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo sudah memberikan arahan bahwa pandemi Covid-19 dapat menjadi momentum reformasi sektor pangan. Untuk itu, Indonesia harus mampu memenuhi seluruh kebutuhan pangan dalam negeri.

Terkait hal itu, Syahrul menerangkan bahwa potensi panen padi Mei 2020 mencapai 1,25 juta ha dengan hasil beras sebesar 3,43 juta ton. Sedangkan potensi panen padi Juni 2020 mencapai 0,74 juta ha, yang dapat menghasilkan beras sebesar 1,94 juta ton.

"Target luas tanam 2020 11,66 juta ha yang berpotensi menghasilkan 33,6 juta ton beras. Sementara stok beras akhir Juni 2020 diperkirakan masih mencapai 6,84 juta ton. Kami optimistis itu bisa tercapai," katanya.

Guna mendukung target tersebut, pemerintah telah mengalokasikan bantuan benih padi seluas ± 2 juta ha. Untuk Sulawesi Selatan seluas 115 ribu ha, terdiri dari kegiatan bantuan benih padi 86,5 ribu ha, pengembangan budi daya lahan kering 9.500 ha, pengembangan budi daya lahan rawa seluas 17 ribu ha, dan kegiatan budi daya padi bebas residu seluas 1.450 ha.

"Untuk alokasi Kabupaten Maros, bantuan benih seluas 1.200 ha dan pengembangan petani produsen benih padi berbasis korporasi petani seluas 50 ha," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: