Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Anggap Lagi Mainkan Trik Kotor, China Enggan Perbaiki Ketegangan dengan Australia

Anggap Lagi Mainkan Trik Kotor, China Enggan Perbaiki Ketegangan dengan Australia Kredit Foto: (Foto/Reuters)
Warta Ekonomi, Melbourne -

Australia meminta China merespons ajakan untuk berunding memperbaiki ketegangan perdagangan. Hubungan Australia dan China memburuk setelah Canberra menyerukan penyelidikan independen mengenai asal mula virus Corona.

China menuduh Australia 'memainkan trik kotor'. Baru-baru ini Beijing menangguhkan impor daging sapi dari empat pabrik pengolahan daging terbesar di Australia.

Baca Juga: Gegara Ngide Investigasi Asal-Usul Virus Corona, China Realisasikan Ancaman pada Australia

China juga tengah mempertimbangan menerapkan tarif tinggi pada impor jelai. Dalam wawancaranya dengan Australian Broadcasting Corp (ABC) Menteri Perdagangan Simon Birmingham mengaku sudah mengajak menteri perdagangan China untuk berunding.

"Pada tahapan ini ajakan tersebut belum diakomodir, kami terbuka untuk membahasnya, bahkan membahas isu-isu sulit," kata Birmingham dalam program acara Insiders, Minggu (17/5/2020).

Birmingham mengatakan bila China benar-benar memberlakukan tarif tinggi pada impor jelai mereka. Australia memiliki hak untuk mengajukan perkara terhadap China ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Hubungan Cnina-Australia memburuk setelah Negeri Kanguru menuduh Beijing terlibat dalam urusan dalam negeri mereka. Australia juga khawatir dengan semakin kuatnya pengaruh China di kawasan Pasifik.

Seruang penyelidikan independen virus Corona Australia mengikuti perkataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Trump mengatakan China harus menerima konsekuensi jika 'diketahui bertanggung jawab' terhadap pandemi.

Canberra bersikeras penyelidikan independen terhadap pandemi yang tampaknya bermula dari pasar hewan liar di Wuhan tidak bermuatan politik. Australia juga bergabung dengan negara-negara lain yang juga mendorong penyelidikan tersebut dalam  pertemuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Swiss pekan depan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: