Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ya Tuhan! Kasus Corona di Tingkat Global Hampir 5 Juta Orang dengan 1,9 Juta Pasien Sembuh

Ya Tuhan! Kasus Corona di Tingkat Global Hampir 5 Juta Orang dengan 1,9 Juta Pasien Sembuh Kredit Foto: Reuters/China Daily
Warta Ekonomi, Washington -

Virus corona baru penyebab Covid-19 sudah menyebar ke 213 negara dan beberapa teritorial. Hingga hari ini (19/5/2020) jumlah kasus virus corona secara global mencapai 4.891.330 dengan 320.134 kematian dan sebanyak 1.907.422 pasien berhasil disembuhkan.

Angka-angka terbaru itu merupakan data penghitungan worldometers yang dikutip SINDOnews.com pada pukul 10.00 WIB. Data tersebut menunjukkan Amerika Serikat (AS) sebagai negara dengan jumlah kasus dan kematian tertinggi di dunia.

Baca Juga: Ribut-ribut Pandemi Corona Memanas, China Balik Serang AS: Omong Kosong

Rusia menjadi negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak kedua di dunia setelah AS. Berikut data 6 negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak di dunia:

1. Amerika Serikat: 1.550.294 kasus, 91.981 kematian, 356.383 pasien sembuh

2. Rusia: 290.678 kasus, 2.722 kematian, 70.209 pasien sembuh

3. Spanyol: 278.188 kasus, 27.709 kematian, 196.958 pasien sembuh

4. Brasil: 255.368 kasus, 16.853 kematian, 100.459 pasien sembuh

5. Inggris: 246.406 kasus, 34.796 kematian, jumlah pasien sembuh dalam pendataan

6. Italia: 225.886 kasus, 32.007 kematian, 127.326 pasien sembuh

Ketika AS menjadi negara terparah di dunia yang dilanda pandemi Covid-19, Presiden Donald John Trump gencar menyerang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kali ini, Trump menyebut organisasi di bawah naungan PBB itu sebagai "boneka" China.

Trump mengaku sedang mempertimbangkan untuk memotong atau membatalkan dukungan pendanaan AS untuk WHO.

"Mereka adalah boneka China, mereka China-sentris untuk membuatnya lebih bagus," katanya di Gedung Putih, seperti dikutip AFP.

Trump mengatakan Amerika Serikat membayar sekitar USD450 juta setiap tahun kepada WHO, kontribusi terbesar dari negara mana pun. Rencananya, AS akan memangkas pendanaan tersebut.

"Karena kami tidak diperlakukan dengan benar. Mereka memberi kami banyak nasihat buruk," katanya tentang WHO.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: