Pemerintahan Xi Jinping Siap Kucurkan Dana 2 Miliar Dolar AS buat Lawan Pandemi Corona
Beijing pada Senin (18/5/2020) bahwa pihaknya akan menyediakan USD2 miliar selama dua tahun untuk membantu respons terhadap Covid-19 dan untuk pembangunan ekonomi dan sosial di negara-negara yang terkena dampak pandemi, terutama negara-negara berkembang.
Presiden China, Xi Jinping mengumumkan hal itu dalam pidatonya di acara virtual yang membuka sesi ke-73 Majelis Kesehatan Dunia, badan pembuat keputusan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Baca Juga: Panas! Trump Mencak-mencak, Sebut WHO Hanya Boneka China
Jumlah itu hampir setara dengan seluruh anggaran program tahunan WHO untuk 2019, dan lebih untuk menutupi kekurangan pendanaan setelah Amerika Serikat (AS) menghentikan pendanaan dan mengancam akan membekukannya secara permanen. AS merupakan salah satu pendonor terbesar WHO dengan sumbangan senilai sekira USD400 juta per tahun.
Mengingat bahwa negara-negara berkembang, terutama negara-negara Afrika, memiliki sistem kesehatan masyarakat yang lebih lemah, Xi mengatakan bahwa membantu mereka membangun kapasitas harus menjadi prioritas utama dalam tanggapan COVID-19.
Dia meminta dunia untuk memberikan lebih banyak dukungan material, teknologi, dan personel untuk negara-negara Afrika.
Xi juga mengatakan China siap bekerja dengan komunitas internasional untuk meningkatkan dukungan bagi negara-negara yang paling terpukul di bawah tekanan terbesar dari layanan utang sehingga mereka dapat diberi bantuan dengan kesulitan saat ini.
"Kita harus selalu mengutamakan rakyat, karena tidak ada yang lebih berharga di dunia daripada kehidupan manusia," katanya sebagaimana dilansir China Daily, Selasa (19/5/2020).
China akan bekerja dengan anggota Kelompok 20 lainnya untuk menerapkan Inisiatif Penangguhan Layanan Hutang G20 untuk negara-negara termiskin.
Dengan virus masih merajalela, Xi menekankan bahwa tugas yang paling mendesak adalah melakukan upaya habis-habisan dalam kontrol dan pengobatan Covid-19.
Pandemi global Covid-19 saat ini telah menginfeksi hampir 4.900.000 orang dan menyebabkan 320.181 meninggal dunia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: