Kartu Prakerja Bukan Sim Salah Bim Abra Kadabra, Golkar: Wakil Rakyat Jangan Menari dalam Perbedaan!
Anggota Komisi III DPR, Supriansa mengatakan bahwa Kartu Prakerja adalah kartu yang dilahirkan pemerintah untuk menjawab perkembangan zaman yang penuh persaingan. Dia melanjutkan, rakyat kerap kesulitan mendapatkan pekerjaan seiring dengan berkembang pesatnya semua sektor menuju dunia yang semakin canggih.
Maka itu, kata dia, pemerintah melahirkan sejumlah kreativitas dan ide yang cerdas untuk menjawab harapan itu. "Jadi tidak salah sebagai calon presiden Republik Indonesia tahun 2019 silam memberi harapan kepada masyarakat untuk menyiapkan diri memasuki era yang semakin kompetitif," ujar Supriansa, Jumat (22/5/2020).
Baca Juga: Demokrat Menggugat: Batalkan Kartu Prakerja, Uang Rakyat Jangan Buat Untungkan Kepentingan Kelompok!
Dia menjelaskan seiring dengan itu lahirlah ide memasukkan program Kartu Prakerja secara resmi menjadi poin penting kampanye Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin pada Pemilu 2019. Kemudian ketika rakyat Indonesia memberi mandat tertinggi sebagai pasangan presiden dan wakil presiden terpilih, lanjut dia, maka salah satu bentuk konsistensi pasangan itu dengan mewujudkan dalam program pemerintahan sekarang.
"Jadi Kartu Prakerja ini bukan kartu sim salah bim abra kadabra yang lahir tanpa perencanaan dan kajian yang matang," ucap Politikus Partai Golkar ini.
Dia mengatakan seiring dengan lahirnya Kartu Prakerja itu dan semakin pula diminati masyarakat Indonesia terutama masyarakat pencari kerja apalagi di tengah pandemi COVID-19, maka tentu sebagai program yang lahir dari ide-ide cerdas politik maka mulai diterpah angin kecemburuan persaingan kepentingan politik.
"Ya tentu rival politik tidak tinggal diam karena program Kartu Prakerja ini menjadi magnet baru bagi masyarakat. Meskipun kami dari kader Partai Golkar berteriak sekencang apapun bahwa Kartu Prakerja ini adalah impian dan harapan pemerintah untuk rakyatnya namun bumbu dan aroma politik selalu dihubungkannya dengan Partai Golkar," kata Legislator asal daerah pemilihan Sulawesi Selatan ini.
Baca Juga: Perhatian!!! Program Kartu Prakerja Berpotensi Bikin Kasus BLBI dan Bank Century Terulang
Padahal, lanjut dia, Kartu Prakerja itu adalah harapan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin untuk rakyat Indonesia sebagai perwujudan konsisten kampanye politik saat Pilpres 2019 lalu. "Olehnya itu saya berharap kepada seluruh masyarakat Indonesia terutama para politisi yang selalu mengklaim diri sebagai pejuang rakyat, mari kita menanggalkan sejenak pandangan sektorial atau kepentingan golongan demi kepentingan rakyat Indonesia," imbuhnya.
Dia menerangkan jangan biarkan air mata rakyat mengering di pipinya karena sulitnya mendapatkan pekerjaan di atas persaingan yang super ketat. Dikatakannya, rakyat harus dibekali dengan ilmu dan persiapan yang memadai sebagaimana yang dibutuhkan zaman.
"Selanjutnya isu yang sengaja dibangun bahwa ke depan bisa menjadi lahan korupsi baru itu adalah strategi jahat yang tidak mengedepankan kepercayaan kepada aparat penegak hukum kita di republik indonesia yang secara terbuka bisa melakukan pengawasan dan penindakan atas program ini," katanya.
Baca Juga: Fadli Zon Desak Jokowi: Pak, Hentikan Kartu Prakerja, Kalangan Sudah Cium Bau Amis...
Dan program Kartu Prakerja itu, sambung dia, diimplementasikan bukan di tengah hutan yang sepi atau di dasar laut yang jauh dari pandangan mata. "Namun Kartu Prakerja ini diwujudkan dengan mengedepankan asas transparansi dan akuntabel," ucapnya.
Supriansa menambahkan, semua pihak bisa melakukan pemantauan dengan jelas kemana arah dan tujuan Kartu Prakerja ini. "Kami sependapat bahwa Kartu prakerja ini lahir bukan untuk dikorupsi tapi Kartu Prakerja ini lahir untuk menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia terutama bagi mereka yang mencari kerja," paparnya.
Menurutnya, buanglah jauh-jauh pemikiran yang tak produktif agar rakyat bisa membekali diri memasuki zaman yang penuh tantangan ini. "Jangan justru kita sebagai wakil rakyat menari-nari dalam perbedaan tapi rakyat yang dikorbankan," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Annisa Nurfitri