Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Karena Alasan Ini, Negara-negara Arab Dinilai Sangat Sulit untuk Bersatu

Karena Alasan Ini, Negara-negara Arab Dinilai Sangat Sulit untuk Bersatu Kredit Foto: Reuters/Thomas Peter
Warta Ekonomi, Jakarta -

Negara-negara Arab yang terhimpun dalam Liga Arab itu lebih sering bertikai daripada bersatu.

Johan Hendrik Meuleman, dalam buku Tematis Dunia Islam disebutkan, pada 1977 Presiden Mesir Anwar Sadat mengkhianati bangsa Arab dengan berkunjung ke Israel untuk tujuan perdamaian.

Pada 1978 ia menandatangani perjanjian Camp David, sebuah perjanjian dengan Israel. Tentu saja, negara-negara Arab lainnya berang. Sejak saat itu, bangsa Arab tidak lagi satu kata dalam melawan Israel.

Ketika terjadi peperangan Irak dan Iran pada 1980-an, beberapa negara Arab, seperti Arab Saudi dan Kuwait mendukung dan membantu Irak sebagai usaha agar revolusi Islam tidak meluas ke negara-negara mereka. Sedangkan, Libya dan Suriah justru mendukung dan membantu Iran.

Ketika Irak melakukan aneksasi atas Kuwait (tahun 1990) sikap negara-negara Arab juga tidak persis sama. Hal ini juga terjadi ketika perang antara Amerika Seikat dan sekutunya pada 1990 melawan Irak untuk mengembalikan kemerdekaan Kuwait.

Pada 1992, ketika Amerika Serikat memprakarsai PBB untuk melakukan embargo udara atas Libya, kembali anggota-anggota Liga Arab tidak mencapai kata sepakat. Bahkan, sebagian besar justru mendukung keputusan PBB yang merugikan negara Arab itu.

Tradisi perang antarkabilah sebelum Islam kelihatannya berubah menjadi tradisi konflik antarnegara dewasa ini.

Sejak kematian Saddam Hussein dan Muammar Qaddafi, sikap dunia Arab seakan-akan tak pernah bisa rukun dan kian melunak terhadap Israel. Para pemimpinnya tampak mulai sibuk dengan urusannya masing-masing. Bahkan, menurut laporan Global Search, mereka kini membiarkan jet-jet tempur Israel ikut menggempur Yaman dalam perang saudara antarsesama bangsa Arab yang berlangsung belakangan ini.

Terlepas benar atau tidaknya informasi tersebut, tentunya kita terus berharap supaya bangsa Arab kembali bersatu dan menata kembali dunia Islam yang semakin diamuk oleh 'benturan peradaban', sedikit meminjam istilah Samuel P Huntington. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: