Wakil rakyat dari daerah pemilihan Kalimantan Utara itu menilai kebijakan new normal diberlakukan dengan kesadaran penuh bahwa wabah masih ada di sekitar kita. Untuk itu, aktivitas publik diperbolehkan dengan syarat disiplin dengan protokol kesehatan yang ditetapkan.
“Jika new normal tidak dilakukan maka dampak sosial ekonominya tidak akan bisa tertahankan. Kebangkrutan korporasi, selanjutnya ekonomi, akan membawa efek domino kebangkrutan Negara,” kata Deddy.
“Jika ada yang tidak setuju dengan new normal, silakan tetap tinggal di rumah. Sebab banyak orang tetap harus keluar rumah untuk bisa menghidupi keluarganya. Tidak semua orang bisa bertahan berbulan-bulan, apalagi bertahun-tahun di rumah dan tetap bisa menghidupi keluarganya,” sambung dia.
Untuk memastikan new normal berjalan baik, kata Deddy, maka pemerintah harus melakukan upaya sistematis, terkoordinasi, dan konsisten mengawasi serta menegakkan aturannya. Di dalamnya juga termasuk memperbesar kapasitas sektor kesehatan kita untuk mengantisipasi lonjakan penderita Covid-19.
Selain itu, pemerintah pusat dan daerah juga harus bersinergi untuk memastikan pemeriksaan kesehatan yang massif, tersedianya sarana perawatan dan peralatan medis, melindungi mereka yang paling rentan melalui penyiapan pengamanan sosial yang tepat sasaran dan perlindungan kesehatan.
“Selebihnya terserah kita apakah mau berpartisipasi atau tidak, mau melindungi diri atau tidak. Berhentilah menjadi provokator dan menyebarkan energi negatif yang tidak bermanfaat serta berpotensi menimbulkan kecemasan publik,” ujar Deddy.
“Jika cemas, lindungilah diri dan keluarga. Sebab itulah satu-satunya cara sampai dunia menemukan vaksin, obat yang murah dan terjangkau, serta metode pemeriksaan yang tepat dan terbukti akurat,” pungkas Deddy.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat