Puji Tuhan Ada Kabar Baik! Uji Coba Vaksin China Sukses, 14 Hari Bunuh Virus Corona
Peneliti mengklaim telah berhasil menemukan vaksin yang efektif untuk virus corona atau Covid-19. Tim peneliti di China melihat hasil dari vaksin potensial yang mampu melawan serangan virus corona jenis SARS-CoV-2 dalam waktu 14 hari atau dua pekan.
Studi terbaru yang dipublikasikan di Lancet itu mendeklarasikan vaksin Covid-19 yang potensial, yakni dengan syarat aman, bisa ditolerir tubuh dan efektif untuk membuat imunitas bereaksi melawan virus corona. Para peneliti melakukan uji coba pada lebih dari 100 orang dewasa sehat.
"Uji coba ini melihat satu dosis dari new adenovirus tipe 5 yang menjadi vektor Covid-19 (Ad5-nCoV) memproduksi antibodi khusus virus dan sel T dalam 14 hari. Hasil ini membuat vaksin tersebut menjadi kandidat potensial untuk penelitian lanjutan," ujar peneliti dari Beijing Institute of Biotechnology, Prof Wei Chen, dikutip dari laman Medical Daily, Kamis (28/5/2020).
Baca Juga: PKS Endus New Normal Cuma Kedok Borok Pemerintah
Para peneliti mengatakan vaksin Ad5-nCoV adalah vaksin virus corona potensial pertama yang diuji pada manusia di tengah pandemi. Percobaan pada manusia baru-baru ini lebih berfokus pada keamanan dan kemampuan dosis yang berbeda, untuk menyebabkan respons kekebalan terhadap penyakit.
Dalam studi itu, para peneliti merekrut 108 orang dewasa yang sehat, berusia antara 18 dan 60 tahun dan bebas virus corona, untuk menerima vaksin di Wuhan, China. Tim membagi peserta menjadi beberapa kelompok yang menerima injeksi intramuskular tunggal pada dosis rendah, dosis menengah atau dosis tinggi.
Hasil menunjukkan bahwa semua tingkat dosis memicu respons kekebalan dalam bentuk antibodi yang mengikat setelah dua minggu vaksinasi. Setelah 28 hari, vaksin Ad5-nCoV tampak ditoleransi dengan baik pada semua dosis tanpa efek samping yang serius pada semuanya.
Sebagian besar peserta juga menunjukkan peningkatan empat kali lipat pada antibodi pengikat hampir sebulan setelah menerima vaksin Covid-19 dan lebih dari setengahnya memiliki antibodi penetralisir terhadap penyakit.
Namun, para peneliti mencatat percobaan manusia pertama memiliki beberapa keterbatasan, yakni hanya melibatkan ukuran sampel kecil dan mengikuti relawan hanya waktu yang singkat. Untuk itu, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: