Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir, mengingatkan masyarakat bahwa wabah Covid-19 belum berakhir. Hal ini menyusul kembali bergeliatnya aktivitas masyarakat dalam suasana yang disebut oleh pemerintah sebagai new normal.
Haedar mengimbau masyarakat jangan merasa seolah pandemi Covid-19 sudah berakhir. "Jangan merasa seolah wabah (Covid-19) sudah berakhir. Apalagi, dengan aura angkuh. Sebab, betapa berat ketika orang tertular dan bergulat menanganinya, yang akhirnya banyak korban jiwa," kata Haedar, beberapa hari lalu.
Baca Juga: Buntut Hina Din Syamsuddin, Muhammadiyah Somasi Ade Armando
Ia menilai kurang arif bila ada yang bersemangat tinggi mendorong aktivitas umum tanpa berpijak kepada data dari pemerintah. Haedar pun menekankan pada data yang diumumkan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto.
Pada Senin (8/6) lalu, pemerintah mengumumkan ada 32.033 kasus Covid-19 atau bertambah 847 dibandingkan sebelumnya. Ia menegaskan, fakta yang tidak bisa dibantah bahwa Covid-19 masih naik dan belum landai seperti diumumkan resmi pemerintah.
Di sisi lain, ia menyatakan, RS, dokter, dan petugas kesehatan di lapangan masih berjuang jadi benteng terakhir hadapi Covid-19. "Mereka tetap setia melayani pasien sambil menjaga diri agar tidak tertular karena merekalah yang langsung berhadapan dengan pasien di garda depan," kata dia.
Untuk itu, ia menekankan, semua orang boleh memasuki suasana baru dan dapat kembali beraktivitas publik. Namun, ia mengingatkan, semua orang harus tetap mengikuti protokol kesehatan yang sudah ditetapkan dan kebijakan pemerintah setempat.
Ibarat orang sakit, kata Haedar, ketika dinyatakan sehat dan boleh pulang dari RS, orang harus tetap harus hati-hati dan menyesuaikan diri. Haedar menambahkan, masyarakat hendaknya tetap waspada serta ikhtiar untuk mengatasi berbagai masalah pandemi Covid-19 baik kesehatan, sosial, maupun ekonomi.
Kewaspadaan itu harus juga dengan bersikap berdasar agama sesuai manhaj tarjih dan ilmu pengetahuan. "Dalam beribadah hendaknya tetap mengutamakan pertimbangan kesehatan, kemaslahatan, keselamatan, dan keamanan sesuai maqasid al syariah untuk menghindari mafsadar dan mengurangi penularan Covid-19," ujar Haedar.
Ia juga berpesan agar masyarakat jangan memaksakan diri berlebihan dan antarwarga tidak perlu bersilang sengketa tentang keadaan. "Semuanya akhirnya tergantung kita, istilah dalam bahasa Jawa monggo kemawon, dipersilakan kepada semuanya," ujar Haedar.
"Semoga semuanya dilindungi Allah SWT," pungkas Haedar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: