Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Eropa Dihantui Gelombang Kedua Covid-19, Pasukan Medis Cadangan Segera Disiagakan

Eropa Dihantui Gelombang Kedua Covid-19, Pasukan Medis Cadangan Segera Disiagakan Kredit Foto: Reuters/Remo Casilli
Warta Ekonomi, Brussels -

Warga Eropa kini tengah menikmati pelonggaran lockdown atau karantina wilayah secara bertahap yang dilakukan untuk mengekang penularan virus corona tipe baru atau Covid-19. Namun, rumah sakit di kawasan tersebut harus bersiap untuk gelombang kedua infeksi virus Covid-19.

Beberapa spesialis perawatan intensif berusaha untuk merekrut staf yang lebih permanen. Sementara negara Eropa lain ingin membuat "pasukan" cadangan profesional medis yang siap ditempatkan di mana pun jika diperlukan untuk bekerja di bangsal dengan pasien yang sakit parah.

Baca Juga: Buat Eropa, Perang Teknologi Amerika-China Lebih Bahaya dari Corona! Bagai Makan Buah Simalakama

Negara-negara Eropa telah memberikan kursus kilat kepada petugas medis tentang cara menangani pasien Covid-19. Kini banyak negara Eropa mencari cara untuk melatih kembali staf untuk menghindari kekurangan pekerja, kunci jika ada gelombang kedua dari virus corona baru ini.

"Kami membutuhkan pasukan kesehatan," ujar Maurizio Cecconi, presiden terpilih dari Masyarakat Eropa untuk Perawatan-Perawatan Intensif (ESICM), yang menyatukan tenaga medis dari seluruh dunia yang bekerja di bangsal dengan pasien sakit parah.

Cecconi, yang mengepalai departemen perawatan intensif di rumah sakit Humanitas di Milan, mengatakan, staf medis harus lebih fleksibel dalam pekerjaan yang mereka lakukan dan lebih banyak bergerak.

"Jika ada gelombang besar lainnya, kita harus siap mengerahkan dokter dan perawat dari daerah terdekat di Italia. Ini tidak banyak terjadi pada gelombang pertama," katanya kepada Reuters.

Banyak negara yang tidak siap menghadapi pandemi Covid-19 pada Maret dan April. Negara-negara dengan cepat melatih kembali petugas medis untuk bekerja dengan pasien dengan kasus penyakit yang parah. Mereka dilatih untuk mengecek jumlah dan mengganti mereka yang jatuh sakit.

Beberapa negara di rumah sakit mengirim mahasiswa kedokteran dan pensiunan dokter untuk membantu di ruang perawatan intensif ketika staf rumah sakit kewalahan. Mereka yang paling terpukul oleh pandemi itu harus menyediakan lebih banyak tempat tidur dan peralatan penting untuk unit perawatan akut, dan bahkan beberapa negara membangun rumah sakit baru.

Namun masalah dan kekurangan masih ada. Italia, misalnya, mungkin perlu meningkatkan 50 persen jumlah ahli anestesi, ahli resusitasi, dan tenaga medis lain yang telah bekerja di perawatan intensif. Hal itu menurut masyarakat perawatan intensif Italia atau Societa Italiana di Anestesia Analgesia Rianimazione e Terapia Intensiva (SIAARTI).

Di seluruh Eropa, rumah sakit telah melatih kembali ahli bedah, ahli jantung, dokter penyakit dalam dan perawat dari departemen lain. Pemerintah telah memindahkan mereka ke unit perawatan intensif bila diperlukan.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: