Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ketegangan Loyo, Kim Jong-un Batal Kerahkan Militer buat Serang Korsel karena...

Ketegangan Loyo, Kim Jong-un Batal Kerahkan Militer buat Serang Korsel karena... Pemimpin Korut, Kim Jong-un. | Kredit Foto: (Foto: Reuters)
Warta Ekonomi, Seoul -

Korea Utara menangguhkan rencana aksi militer terhadap Korea Selatan, menurut laporan media pemerintah. Ketegangan antara kedua negara meningkat dalam beberapa pekan terakhir ketika sejumlah kelompok di Korea Selatan menerbangkan selebaran propaganda melewati perbatasan negara.

Korea Utara mengancam untuk mengirim pasukan ke zona demiliterisasi (DMZ) di perbatasan Korea. Namun, pada pertemuan yang dipimpin oleh pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, media pemerintah mengatakan aksi militer diputuskan untuk ditunda.

Baca Juga: Memanas, Korut Pasang Speaker Jumbo di Perbatasan Korsel

Komisi Militer Pusat membuat keputusan setelah mempertimbangkan apa yang disebut sebagai "situasi yang sedang terjadi".

Kakak perempuan Jong-Un, Kim Yo-jong, telah memberi perintah kepada pasukan tentara lebih dari seminggu yang lalu, yang menyatakan mereka akan "secara tegas melakukan tindakan selanjutnya".

Hal itu direncanakan karena apa yang dikatakan Pyongyang sebagai kegagalan Seoul menghentikan aktivis yang mengirim selebaran anti-rezim Pyongyang melewati perbatasan dengan menggunakan balon.?

Mengapa ada peningkatan ketegangan baru-baru ini?

Sejak ketegangan kedua negara mencair tahun 2018, kedua negara itu telah melakukan upaya untuk meningkatkan hubungan dan melakukan dialog. Tetapi hubungan itu tampaknya memburuk dengan cepat dalam beberapa minggu terakhir.

Korea Utara pada hari Jumat (19/6/2020) meledakkan Kantor Penghubung Antar-Korea, yang didirikan dua tahun lalu untuk memastikan dialog reguler antara kedua negara.

Salah satu penyebab ketegangan yang meningkat adalah karena kelompok-kelompok pembelot Korea Utara, yang kini ada di Korea Selatan, mengirim selebaran ke Korea Utara. Selebaran itu biasanya dikirim melalui balon.

Selain selebaran, mereka juga mengirimkan USB atau DVD dengan kritik terhadap rezim Pyongyang, serta laporan berita Korea Selatan atau bahkan drama Korea.

Semua itu bertujuan untuk menghancurkan kendali Korea Utara terhadap informasi domestik, dengan harapan warga pada akhirnya akan menggulingkan rezim Pyongyang.

Korea Utara berpendapat selebaran itu melanggar kesepakatan antara kedua negara untuk menghindari konfrontasi.

Sementara, Pemerintah Korea Selatan mengklaim telah mencoba menghentikan kelompok-kelompok yang mengirim selebaran melintasi perbatasan, dengan mengatakan tindakan mereka membuat penduduk di dekat perbatasan dalam bahaya.

Ketegangan meningkat Kim Yo-jong mengancam akan melakukan aksi militer, meski rencana itu tak dijabarkan jelas. Namun, pertemuan yang dilakukan Kim Jong-un tampaknya menunjukkan deeskalasi.

Pertemuan di Korea Utara itu juga membahas dokumen-dokumen yang menguraikan langkah untuk "lebih lanjut memperkuat upaya pencegah perang negara itu" lapor kantor berita negara KCNA.

Pada awal tahun, Kim Jong-un mengatakan dia mengakhiri penangguhan uji coba nuklir dan rudal jarak jauh yang dilakukan selama dialog dengan AS.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: